Dengan alat peraga selembar kain segi empat, satu botol air mineral tanggung berisi air setengah dalam kondisi tanpa penutup, seutas tali rafiah dan selembar kain warna gelap untuk menutupi mata peserta. Kain segi empat ini sebagai sarana untuk membawa botol air mineral yang diletakkan ditengah-tengah kain yang dibentangkan kemudian disetiap sudut dan pinggir kain dipegangi oleh peserta dengan posisi jongkok sambil berjalan dan mata dalam keadaan tertutup, kemudian dikomandoi oleh salah satu pemimpin untuk melewati tali pembatas dengan posisi botol air mineral tersebut tidak boleh jatuh hingga airnya tumpah.
“Botol air mineral ini diasumsikan sebuah bom, bila mana sampai jatuh maka akan meledak dan orang yang ada disekitarnya pasti akan luka bahkan meninggal dunia. Supaya bom tersebut tidak jatuh dan meledak maka diperlukan kekompakan, kebersamaan, kepatuhan, kedisiplinan, dan setiap peserta harus yakin / percaya” papar Dir Sabhara Polda NTB Kombes Pol Drs. Made Ardana M.M. dilapangan gajah mada Polda NTB, Jum’at (12/12).
Kapolda NTB Brigjen Pol Drs. Srijono, Msi. menginstruksikan bahwa latihan fungsi ini diwajibkan untuk proses perubahan, baik keterampilan perorangan maupun organisasi, karena masyarakat akan menanti sosok Polri yang mau dan mampu menjadi penolong, untuk itu belajar dan berlatih secara terus menerus maka Polri menjadi siap dan tangguh menghadapi tuntutan publik.(ntmcpolri.info)