Cerita Aiptu Sanusi Menghadapi ‘Anak’ TK

14:11
NTMCPOLRI – Sudah sekitar 6 tahun Aiptu Sanusi ikut bertugas sebagai pembina di Taman Lalu Lintas Cibubur untuk memandu para siswa/I Taman Kanak-Kanak (TK) atau Sekolah Dasar (SD) yang berkunjung. Berbeda saat bertugas sebagai pengatur lalu lintas di jalan raya, Aiptu Sanusi harus beradaptasi menghadapi siswa/I TK dan SD.

Pada awalnya, tidak mudah untuk mengetahui cara bagaimana menyampaikan pesan soal tata tertib lalu lintas kepada anak yang baru berumur 4-6 tahun. Mau tidak mau Ia pun harus belajar menyanyi sebagai pendekatan para siswa/I TK.
“Awalnya saya melihat rekan yang lain bagaimana menyampaikan edukasi kepada siswa/I TK. Saya juga harus bisa menyanyi karena pendidikan mereka itu kan cenderung lewat lagu atau gambar. Dan penjelasan yang kita berikan pada mereka tak lebih dari 20 menit agar mereka tidak jenuh. Selebihnya kita ajak mereka bermain sambil belajar,” jelas Sanusi.
Meski awalnya sedikit mengalami kesulitan, tetapi Aiptu Sanusi mulai memahami tugasnya itu sebagai bagian dari tugas kepolisian untuk memberikan edukasi tertib berlalu lintas sejak dini. Mulai dari pengenalan rambu hingga mengenal atribut dalam berkendara.
“Tentunya ada kemudahan ketika kita memberikan pengertian kepada siswa sejak dini. Sebab itu nantinya akan melekat dan terekam dalam diri mereka hingga besar nanti. Kalau untuk siswa SMA kan kita harus continuo terus agar mereka paham untuk apa tertib berlalu lintas,” ujarnya.
Pernah suatu kali ia harus berhadapan dengan seorang anak yang takut melihat sosok polisi. Si anak kerap menangis jika berhadapan dengan petugas yang datang. Hingga sang anak kesulitan mengikuti kegiatan yang diberikan di Taman Lalu Lintas.
Aiptu Sanusi yang bertugas di Dikyasa Satwil Polres Jakarta Timur dengan sabar menghampiri dan merayu sang anak agar bisa mengikuti kegiatan. Melalui pendekatan yang humanis, humoris, dan komunikasi yang halus sang anak pun akhirnya tidak takut untuk mengikuti kegiatan.
“Bahkan ketika waktu pulang selesai kegiatan, si anak dari siswi TK itu justru mencari-cari saya untuk bersalaman dan pamit pulang. Mulai dari situ ia pun tidak takut dengan sosok polisi. Sempat saya gendong juga kan waktu mengikuti kegiatan,” kenang Sanusi sambil tertawa.
Prihatin Prilaku Berkendara Anak Sekarang
Aiptu Sanusi (1)
Sudah menjadi pemandangan umum bagi kita melihat seorang anak di bawah umur yang sudah bebas membawa kendaraan. Tak jarang, kondisi tersebut mengakibatkan kecelakaan yang beresiko fatal bagi si pengendara dan orang sekitar.
Prihatin melihat kondisi itu, Aiptu Sanusi berharap melalui pendidikan tertib berlalu lintas dapat mengubah prilaku berkendara pada generasi mendatang. Tak hanya itu, pengarahan soal terttib berlalu lintas tidak cukup diberikan oleh petugas kepolisian. Namun, diperlukan juga peran orang tua agar memberikan pengertian kepada anak mengenai kapan ia harus berkendara.
“Petugas Kepolisian sudah semaksimal mungkin berupaya menekan resiko kecelakaan lalu lintas. Bahkan, tak jarang kami menyambangi sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi soal disiplin berlalu lintas,” ujar Aiptu Sanusi.
Sanusi menambahkan, penyuluhan yang diberikan pun direspon masyarakat cukup baik. Terlebih melihat kondisi sekarang bagaimana para siswa sekolah gemar mengadakan aksi trek-trekan yang kadang berujung maut.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »