Kapolres Bima Kota AKBP Kumbul KS di Bima, Selasa mengatakan, warga tiga desa, yakni Desa Soro, Melayu dan Desa Rato, Kecamatan Lambu telah membuka sendiri blokade jalan sejak Selasa pagi.
"Pembukaan blokade jalan itu dilakukan oleh warga sendiri, setelah kami melakukan pendekatan psikologis dengan warga di tiga desa tersebut. Saat ini Kapolsek Lambu, sedang melakukan negosiasi dengan warga di Desa Sumi, hasilnya ada peluang mereka untuk membuka blokade jalan itu," katanya.
Dalam dialog antara pihak Polsek Lambu dan warga, sebagian besar warga meminta jaminan setelah blokade dibuka, polisi tidak akan melakukan "sweeping" terhadap warga.
Kendati demikian sekitar 1.200 personil masih berjaga-jaganya di wilayah Kecamatan Sape ini, untuk pemulihan keamanan dan ketertiban masyarakat. Jika dalam waktu dua hari ini, suasana kondusif, aparat kepolisian akan ditarik.
Kumbul menjamin tidak akan ada penangkapan warga lagi, terkait insiden di Pelabuhan Sape, Sabtu (24/12) lalu.
Sejak dua hari lalu suasana di lima desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Lambu tegang. Warga yang memblokade jalan berjaga-jaga di jalan dengan membawa senjata tajam dan menolak warga dari luar masuk ke desa mereka, termasuk wartawan.
Kini situasi di tiga desa mulai kondusif. Warga di Desa Soro, Melayu dan Desa Rato sudah normal.
Tumpukan batu dan kayu yang digunakan untuk memblokir jalan sudah disingkirkan warga. Pembukaan blokade tersebut dilakukan setelah warga mendapat jaminan keamaan dari Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo yang berkunjung ke tiga desa tersebut.
"Sebetulnya Kapolri ingin masuk ke Desa Sumi, namun mobil yang digunakan tidak bisa masuk, karena terhalang batu besar, sehingga rombongan memutuskan untuk kembali," katanya.
Dia menambahkan, dengan semakin kondusifnya situasi di Kecamatan Lambu pihaknya yakin hari ini, Selasa (27/12), warga di lima desa akan membuka blokade jalan tersebut.