Warga Meruya Utara Berdemo Tuntut Pelebaran Jalan Alternatif
Senin, 11/06/2012
Seratusan orang yang terdiri dari ibu-ibu, remaja dan anak-anak itu menggeruduk Kantor Walikota, Jl Puri Kembangan, Senin (11/6/2012) pukul 10.30 WIB. Mereka adalah warga RT 2,3,4,5 RW 11 Meruya Utara.
Mereka membawa bendera merah putih dan bendera kuning kertas minyak yang biasa digunakan untuk menandai adanya orang yang meninggal. Beberapa pendemo menggunakan ikat kepala dengan motif warna merah putih.
Saat ini sedang dilakukan pembangunan Jalan JORR W2 di daerah Kembangan. Pembangunan jalan itu menutup jalan utama warga Meruya Utara dari arah kampung menuju ke Jalan Meruya Utara. Sebenarnya pihak kontraktor pembangunan jalan sudah memberikan jalan alternatif, namun jalan itu dirasa sempit oleh warga.
"Jalanannya sempit banget, mobil nggak bisa masuk. Kita mau ke mana-mana juga susah, motor yang lewat juga sering jatuh. Kita juga antisipasi kalau tiba-tiba ada kebakaran, mobil polisi juga nggak bisa masuk," kata salah seorang warga yang ikut berdemo, Nur (65).
Koordinator aksi, Edi Zamroni, mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk mendorong pemerintah kota memperhatikan keluhan warga terkait efek samping pembangunan jalan itu. "Kita ingin pelebaran menjadi 4 meter, lebar sebelumnya 1,75 meter," kata Edi kepada wartawan.
Setelah berdemo kurang lebih setengah jam, akhirnya pendemo ditemui oleh salah seorang staf Walikota Jakarta Barat. Staf itu berjanji akan membahas masalah pelebaran jalan itu dengan kontraktor hari Senin (18/6) minggu depan.
"Mereka menjanjikan di Senin depan kita akan dipertemukan dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman serta dari Jasa Marga dan pihak-pihak terkait untuk membahas pelebaran jalan itu," papar Edi. Setelah ditemui perwakilan Walikota Jakarta Barat, rombongan pun meninggalkan lokasi demo.
Share this
