BREBES - Puluhan truk pengangkut material
tanah urug proyek Jalan Lingkar Utara (Jalingkut) Brebes-Tegal, disandera warga Kelurahan Limbangan Wetan,
Kecamatan/Kabupaten Brebes.
Warga yang mengatasnamakan Forum Pemuda Limbangan, itu menyandera truk-truk material sebagai bentuk protes. Sebab, kendaraan proyek itu setiap hari melintasi jalan kelurahan, dan menyebabkan jalan rusak. Selain itu, menimbulkan polusi udara serta menganggu aktivitas warga.
Aksi penyanderaan truk pengangkut material, dilakukan warga mulai pukul 11.00. Warga menyandera dengan menghentikan paksa truk material yang melintas dan memerintahkan sopirnya untuk turun. Sementara, kendaraannya diparkirkan di tepi jalan dan dilarang melanjutkan perjalanan. Warga awalnya hanya menyandera 7 buah truk. Namun, kelamaan jumlah truk yang disandera mencapai puluhan.
Warga menuntut rekanan bertanggung jawab terhadap dampak hilir mudiknya kendaraan material yang melintasi jalan di lingkungannya. Selain perbaikan jalan, warga juga meminta konpensasi atas terganggunya aktivitas mereka. Hingga berita ini ditulis, aksi penyanderaan masih berlangsung. Upaya negosiasi antara warga dan rekanan belum mencapai titik temu.
Warga yang mengatasnamakan Forum Pemuda Limbangan, itu menyandera truk-truk material sebagai bentuk protes. Sebab, kendaraan proyek itu setiap hari melintasi jalan kelurahan, dan menyebabkan jalan rusak. Selain itu, menimbulkan polusi udara serta menganggu aktivitas warga.
Aksi penyanderaan truk pengangkut material, dilakukan warga mulai pukul 11.00. Warga menyandera dengan menghentikan paksa truk material yang melintas dan memerintahkan sopirnya untuk turun. Sementara, kendaraannya diparkirkan di tepi jalan dan dilarang melanjutkan perjalanan. Warga awalnya hanya menyandera 7 buah truk. Namun, kelamaan jumlah truk yang disandera mencapai puluhan.
Warga menuntut rekanan bertanggung jawab terhadap dampak hilir mudiknya kendaraan material yang melintasi jalan di lingkungannya. Selain perbaikan jalan, warga juga meminta konpensasi atas terganggunya aktivitas mereka. Hingga berita ini ditulis, aksi penyanderaan masih berlangsung. Upaya negosiasi antara warga dan rekanan belum mencapai titik temu.