
JAKARTA - Terminal angkutan kota di
Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, akan mengalami perbaikan dari
segi sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas penumpang angkutan
kota. Namun, upaya up grade terminal itu akan dilakukan bertahap.
"Kita
coba mendesain ulang terminal ini, tapi itu akan bertahap. Ini kan
terminal zaman dulu," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal
Kampung Melayu, Renny D. A kepada wartawan di sela-sela kunjungan Dewan
Transportasi Kota Jakarta ke terminalnya, Rabu (23/1/2013).
Renny
mengatakan, inisiatif mendesain ulang Terminal Kampung Melayu tersebut
berasal dari pihaknya sendiri. Pihak pengelola prihatin dengan kondisi
terminal yang minim fasilitas serta semrawut itu sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan bagi para pengguna angkutan kota di DKI Jakarta.
Meskipun
demikian, Renny mengaku hingga saat ini pihaknya baru mengeluarkan ide
yang memang telah disambut baik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui
Dinas Perhubungan DKI. Rencananya, tahun ini akan dibuat perencanaan
detail terlebih dahulu tentang fasilitas apa saja yang akan ditambah,
serta bagaimana sistem keluar-masuk angkutan kota yang tepat agar tidak
terlihat semrawut.
"Tahun ini memang baru perencanaan dahulu.
Prosesnya agak lama karena kan setelah ini harus ada proses tender dulu
sebelum pembangunan fisik," lanjut Renny.
Meski belum memiliki grand design
Terminal Kampung Melayu, Renny telah membayangkan apa saja yang akan
dibangun di terminal strategis tersebut. Di antaranya, pengaturan jalur
setiap trayek angkutan kota dengan membuat jalurnya sendiri-sendiri,
memperbaiki akses masuk ke terminal, membuat ruang tunggu bagi
penumpang, menambah WC dan lain sebagainya.
Ia berharap,
pembangunan terminal tersebut dapat segera dilaksanakan agar masyarakat
Jakarta meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke moda
transportasi massal yang nyaman.
Terminal Kampung Melayu memiliki
27 trayek angkutan kota yang memiliki jurusan ke berbagai wilayah di
Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Bekasi. Terletak di
ujung Jalan Otto Iskandardinata, pangkal Jalan Jatinegara Barat dan
akhir Jalan Jatinegara Timur serta dilintasi oleh Jalan Abdullah Syafei,
terminal itu menjadi terminal strategis karena menjadi titik warga yang
hendak ke Jakarta Pusat, Selatan atau Timur, dengan mudah.
Namun
sayang, kondisi salah satu terminal di DKI tersebut, memprihatinkan.
Misalnya, tidak teraturnya posisi angkot, tidak adanya kepastian kapan
waktu berangkat, disiplin sopir yang kurang, fasilitas bagi penumpang
yang minim bahkan bisa dikatakan tidak ada, dan lain-lain. Sementara di
satu sisi, Pemprov DKI Jakarta telah mengimbau warga untuk mulai
menggunakan angkutan kota.