Lhoksukon, ---- Jembatan gantung
Krueng Keureutoe Lhoksukon yang terletak antara Desa Asan LB Kecamatan
Lhoksukon dan Desa Asan Krueng Kreh Kecamatan Pirak Timu, Minggu (18/12)
sekitar pukul 11.30 Wib ambruk ke dalam sungai akibat besi pengikat
kabelnya putus.
Sejak ambruknya jembatan itu hingga dalam posisi miring, tidak bisa dilintasi lagi oleh masyarakat, sehingga hubungan ke Kecamatan Pirak Timu, Kecamatan Cot Girek dan Kecamatan Lhoksukon putus.
Dengan demikian, para pelajar SD, SMP dan SMA yang setiap hari melintasi jembatan tersebut untuk bersekolah ke Kecamatan Lhoksukon dan Lhokseumawe, mulai Senin (19/12) tidak bisa melintas.
Demikian juga siswa SD dari Desa Asan Lhoksukon Barat yang bersekolah di SD Negeri 3 dan SD Negeri 15 Kecamatan Pirak Timu dipastikan tidak bisa bersekolah sebelum jemabtan tersebut dibangun kembali.
Oleh sebab itu, tokoh masyarakat serta Kepala Desa Asan Krueng Kreh dan Kepala Desa Asan LB meminta pemerintah untuk menyediakan speed boat agar para pelajar bisa menyeberang karena saat ini sedang menghadapi ujian.
Kepala Desa Asan Krueng Kreh, Husaini (47) dan Kepala Desa Asan LB, Azhari (37) yang ditanya Analisa seputar harapan mereka kepada pemerintah berkaitan dengan ambruknya jembatan Krueng Keureutoe Lhoksukon, sangat mengharapkan pemerintah daerah segera membangun jembatan darurat untuk kepentingan masyarakat dan ke depan dapat membangun sebuah jembatan permanen.
Jembatan gantung yang ambruk tersebut, menurut mereka, dibangun tahun 1982 dan ini merupakan kedua kalinya mengalami kerusakan dan ambruk. Sementara Wakil Ketua Komisi D DPRK Aceh Utara, Tgk Muhammad Yusuf yang juga turun ke TKP mengatakan, mengingat jembatan tersebut sangat strategis arus lalu lintas masyarakat setiap hari, maka pembangunannya harus ditangani secara darurat dulu paling tidak agar bisa dilintasi warga dengan berjalan kaki.
Ke depan di lokasi tersebut harus dibangun sebuah jembatan permanen, dimana DPRD Aceh Utara mendukung pembangunannya demi kepentingan masyarakat tiga kecamatan tersebut