Tender MRT Selesai September 2012 Paling telat awal 2013 konstruksi sudah dilaksanakan.

11:11


Rabu, 6 Juni 2012, 09:44 WIB

MRT bawah tanah
Jakarta - Proses tender mega proyek konstruksi Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor Utara-Selatan Tahap I jurusan Lebakbulus-Bundaran Hotel Indonesia kini tengah berlangsung.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menargetkan pada September 2012, pemenang tender konstruksi MRT sudah bisa diumumkan, sehingga pelaksanaan konstruksi bisa dilaksanakan pada akhir 2012 atau awal 2013.

Untuk konstruksi, PT MRT Jakarta membagi pekerjaan fisik menjadi enam paket untuk dikerjakan enam kontraktor. Paket itu terbagi dalam tiga paket fisik permukaan tanah dan tiga paket fisik bawah tanah.
Tiga paket fisik permukaan tanah yaitu cp 101 yang dimulai dari Depo Lebakbulus hingga Fatmawati. Paket kedua yaitu cp 102 untuk pekerjaan fisik dari Blok M hingga Al-Azhar, dan paket ketiga cp 103 dari Patung Pemuda hingga Senayan.

Untuk paket fisik bawah tanah, paket pekerjaan dibagi menjadi fisik cp 104 dari Senayan hingga Istora, paket cp 105 dari Setiabudi hingga Bendunganhilir, dan paket cp 106 mulai dari Dukuhatas hingga Bundaran HI.

“Setelah ini selesai, kami sepakat akan melanjutkan pembangunan konstruksi dari Bundaran HI ke Kampung Bandan,” kata Fauzi Bowo di Balaikota DKI, Jakarta, Rabu, 6 Juni 2012.

Pembangunan MRT Koridor Utara-Selatan Tahap II (Bunderan HI-Kampung Bandan), persyaratan keuangannnya sama dengan sistem pinjaman pada pembangunan tahap I. Sehingga tidak perlu membuat perjanjian baru dengan pihak pemberi pinjaman yaitu Japan International Coorporation Agency (JICA).

“Namun ada perbedaannya dengan tahap I. Yaitu jika tahap awal Lebakbulus-Bundaran HI desain dasarya dibuat oleh Kementerian Perhubungan maka tahap kedua nanti, Bundaran HI-Kota, desainnya digarap Pemprov DKI,” ujarnya.

Kemudian, untuk Lebakbulus -HI, Pemprov DKI telah sepakat dengan Kementerian Keuangan dan Polri untuk memanfaatkan sebagian lahan milik Sekolah Polisi Wanita dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri di Ciputat. Kedua lahan ini akan dijadikan tempat lansir kereta api MRT. Lahan seluas 1,4 hektar itu juga ke depan untuk kepentingan depo dan pengembangan MRT.

Proyek MRT ini membutuhkan dana sekitar 144 miliar yen (Rp 16 triliun). Sekitar 83,3 persen dibiayai pinjaman JICA, sisanya sekitar 120 miliar yen akan menggunakan APBD DKI Jakarta dan APBN. Pembagian jaminan dari biaya proyek ini akan dibagi antara Pemprov DKI Jakarta sebesar 58 persen dan pemerintah pusat 42 persen. JICA juga telah memberikan komitmen untuk mengucurkan dana sampai pembangunan konstruksi MRT tahap I ini selesai.

Tahap awal, jalur Lebakbulus-Bundaran HI ini terdiri dari jalan layang dan terowongan bawah tanah dengan 13 stasiun. Tujuh di antaranya merupakan stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya seperti bus kota, busway dan kereta api.

Pembangunan proyek MRT Tahap I koridor Selatan-Utara sepanjang 15,7 km, dari Lebakbulus-Bundaran HI, juga bisa dimulai dengan pekerjaan persiapan antara lain pemindahan Terminal Lebakbulus, pemindahan Stadion Sepakbola Lebakbulus, pemindahan jaringan utilitas, pelebaran Jalan Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek. Proyek ini akan memberikan rasa optimis kepada warga Jakarta terhadap penyelesaian beban transportasi di ibu kota negara ini.

Dengan kapasitas daya angkut sekitar 400 ribu penumpang per hari, kapasitas layanan transportasi publik di Jakarta akan naik tajam saat MRT beroperasi awal 2016 nanti.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »