Bogor - Meski Pemkab Bogor sudah membebaskan lahan sejak 2007 lalu, namun pembangunan Jalan Lingkar Leuwiliang (JLL) sepanjang 26 km tak kunjung terwujud. Alhasil, kemacetan di sepanjang Jl. Raya Leuwiliang terutama di sekitar pasar semakin semraut.
“Selama ini, kemacetan hingga berjam-jam selalu terjadi di sekitar Pasar Leuwiliang. Pengguna kendaraan baik dari arah Jasinga atau sebaliknya dari arah Kampus IPB Dramaga, selalu terjebak macet,” ujar Ade Suwardi, pengendara mobil yang saban hari melintasi jalur ini, Senin.
Penguna kendaraan lainnya menuding tersendatnya pembangunan JLL ini sebagai biang kerok kemacetan di sekitar Pasar Leuwiliang. “Seandainya JLL itu selesai dibangun, kemacetan di sekitar Pasar Leuwiliang agak sedikit terurai,” ujar Apid, sopir angkot Bubulak-Jasinga.
Selain bisa mengatasi kemacetan, menurut dia, JLL mampu meminimalisir munculnya terminal bayangan angkutan umum bodong yang merugikan sopir angkot .Sehingga, tak ada lagi angkot berpelathitam yang mengetem di terminal bayangan. “Mereka akan masuk ke terminal resmi,” katanya.
Kepala Desa Leuwiliang, Sukarna HS mengatakan, sejak 2007, Pemkab Bogor telah membebaskan lahan untuk proyek JLL. “Saya kurang tahu pasti tersendatnya, tapi dugaan saya pemkab tak serius membangun JLL ini,” urainya.
Katanya, jalan lingkar selatan Leuwiliang ini rencananya melintasi belakang Pasar Leuwiliang dan berakhir di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang. Hingga kini pembangunannya yang sudah dimulai 2011 baru sebatas perataan tanah dan belum dilakukan pelapisan material batu.
Sebelumnya Bupati Bogor Rahmat Yasin mengakui salah satu solusi mengatasi kemacetan ini harus dipercepat pembangunan JLL. “Tahun ini kita selesaikan pembangunan Jalan Lingkar Leuwiliang sehingga paling lambat April 2013 sudah bisa digunakan dengan anggaran Rp 28 miliar,” ucapnya
Selama dalam pengerjaan itu, Bupati sudah merintahkan DLLAJ agar semua angkot yang melintas Pasar Leuwiliang masuk terminal lewat belakang pasar. “Awal Oktober mendatang seluruh angkot dilarang melintasi depan Pasar Leuwiliang,” katanya.
“Selama ini, kemacetan hingga berjam-jam selalu terjadi di sekitar Pasar Leuwiliang. Pengguna kendaraan baik dari arah Jasinga atau sebaliknya dari arah Kampus IPB Dramaga, selalu terjebak macet,” ujar Ade Suwardi, pengendara mobil yang saban hari melintasi jalur ini, Senin.
Penguna kendaraan lainnya menuding tersendatnya pembangunan JLL ini sebagai biang kerok kemacetan di sekitar Pasar Leuwiliang. “Seandainya JLL itu selesai dibangun, kemacetan di sekitar Pasar Leuwiliang agak sedikit terurai,” ujar Apid, sopir angkot Bubulak-Jasinga.
Selain bisa mengatasi kemacetan, menurut dia, JLL mampu meminimalisir munculnya terminal bayangan angkutan umum bodong yang merugikan sopir angkot .Sehingga, tak ada lagi angkot berpelathitam yang mengetem di terminal bayangan. “Mereka akan masuk ke terminal resmi,” katanya.
Kepala Desa Leuwiliang, Sukarna HS mengatakan, sejak 2007, Pemkab Bogor telah membebaskan lahan untuk proyek JLL. “Saya kurang tahu pasti tersendatnya, tapi dugaan saya pemkab tak serius membangun JLL ini,” urainya.
Katanya, jalan lingkar selatan Leuwiliang ini rencananya melintasi belakang Pasar Leuwiliang dan berakhir di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang. Hingga kini pembangunannya yang sudah dimulai 2011 baru sebatas perataan tanah dan belum dilakukan pelapisan material batu.
Sebelumnya Bupati Bogor Rahmat Yasin mengakui salah satu solusi mengatasi kemacetan ini harus dipercepat pembangunan JLL. “Tahun ini kita selesaikan pembangunan Jalan Lingkar Leuwiliang sehingga paling lambat April 2013 sudah bisa digunakan dengan anggaran Rp 28 miliar,” ucapnya
Selama dalam pengerjaan itu, Bupati sudah merintahkan DLLAJ agar semua angkot yang melintas Pasar Leuwiliang masuk terminal lewat belakang pasar. “Awal Oktober mendatang seluruh angkot dilarang melintasi depan Pasar Leuwiliang,” katanya.
Sumber: Poskotanews