Awas, Pelecehan Seksual Terjadi Dalam Busway

15:24

Jakarta -  Pemprov DKI Jakarta seharusnya memikirkan transportasi yang nyaman dalam busway atau Transjakarta. Pasalnya, banyak kerawanan bagi para penumpang khususnya wanita umumnya saat bus sedang penuh di jam-jam sibuk.

Menurut Anti (27), Karyawan Bank swasta di bilangan Pasar Baru. Hal yang paling tak disukainya saat naik busway atau transjakarta, adalah tangan jail ketika busway ini penuh sesak. Momen itu dianggap kesempatan bagi para hidung belang yang menyempatkan perilaku yang kurang senonoh.
“Kami sangat berharap Pak Jokowi agar menambah busway khusus wanita, agar tidak adanya pelecehan sexualitas yang marak belakangan ini. Saya jijik lihat tingkah polah pelaku sexual dan saya pernah alami hal yang serupa sewaktu naik busway koridor 5 yang arah Ancol. Saat itu suasana padat di dalam busway, ternyata ada gerayangi tubuh bagian belakang,”kata Anti.

Hal senada Sumiyati (39) ibu rumah tangga yang sangat berharap seluruh koridor I hingga X harus dilengkapi pengamanan ekstra untuk menghindari tangan jail yang sering melakukan aksinya saat padat penumpang. “Kami sangat setuju kalau penumpang di pisahkan antara wanita dan pria atau khusus penumpang wanita, agar terhindar dari pelecehan sexulitas,”kata Sumiyati

Sementara itu Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna, menilai bahwa sejumlah kejadian pelecehan sexulaitas di angkutan umum adalah cerminan bahwa transportasi Jakarta sedang mengalami masa sulit untuk membenahi sistem, atau ada kegagalan manajemen dalam menerapkan sistem angkutan umum yang baik.

“Terlalu banyak operator angkutan umum dan tidak dikelola badan hukum yang tegas dan jelas, juga menjadi faktor penyebabnya adanya pelecehan seksualitas,” kata Yayat kepada LICOM di Universitas Trisakti Kampus F, Pulo Mas, Jakarta Timur, Jum’at (23/11/12)

Tidak hanya angkutan swasta,lanjut Yayat, bahwa bus Transjakarta yang di kelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga belum menerapkan standar pelayanan minimal, padahal Transjakarta harus menjadi indikotar pelayanan publik yang dijadikan tolak ukur apakah transportasi di Jakarta sudah baik atau tidak.

“Yang paling penting manajemen angkutan harus memiliki suatu perangkat pengawasan yang ketat, sehingga saat ada gangguan, masyarakat bisa dengan mudah mendapat akses pertolongan,”pungkasnya.

Share this

Related Posts