Dia menambahkan, lokasi longsor itu berada di kilometer 36.700 Dusun Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Bahu jalan sepanjang 15 meter di sisi selatan di kawasan itu, kata dia, longsor akibat guyuran hujan sejak Selasa malam hingga Rabu siang ini. Sampai saat ini, jalur penghubung dua kabupaten itu masih diberlakukan sistem buka-tutup untuk kendaraan pribadi, bus, dan sepeda motor. "Tim terpadu masih terus melakukan perbaikan," kata dia.
Pantauan Tempo, hingga Rabu petang, arus lalu lintas di kawasan Gunung Gumitir masih padat dan macet. Ratusan kendaraan pribadi, mobil ekspedisi, bus antarkota, serta sepeda motor bergantian melewati jalur yang amblas itu dengan dipandu aparat kepolisian. Puluhan warga binaan pemantau jalan, yakni pemilik warung-warung yang terdapat di sepanjang jalan, juga dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas dan mengurai kemacetan.
Adapun tim terpadu dari Satlantas Polres Jember, Dinas Perhubungan Jember, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Provinsi Jawa Timur masih sibuk meninjau lokasi jalan yang longsor itu. "Kami masih akan membahas hasil pantauan hari ini untuk penanganan darurat," ujar Suryadi, seorang petugas Dinas Perhubungan Jember.
Berdasarkan data di lapangan, jalur provinsi di kawasan Gunung Gumitir, Kecamatan Silo, Jember, hingga wilayah Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, merupakan jalur rawan. Di daerah yang menjadi tapal batas Kabupaten Jember dan Banyuwangi itu, terdapat lebih dari 54 tikungan tajam yang menanjak dengan kemiringan antara 10 hingga 40
derajat sepanjang 12 kilometer.
Di kanan-kiri jalan sejauh 26 kilometer arah timur Kota Jember ini adalah hutan belukar dan kawasan perkebunan. Jalan ini cukup padat dengan kendaraan besar, seperti bus antarkota dan truk- ruk angkutan barang. Meski cukup padat, jalur ini terletak cukup jauh dari kawasan perumahan penduduk. Pada musim hujan, jalur tersebut rawan longsor.