“Dengan demikian, mulai Rabu (28/12) siang, masyarakat sudah bisa memanfaatkan busway untuk perjalanan dari Pulogebang-Kampung Melayu ataupun sebaliknya,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, di Kantor Walikota Jakarta Timur, Selasa (27/12).
Peluncuran jalur busway koridor XI juga dibarengi dengan peresmian Park and Ride Vertical (Taman Parkir) Ragunan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Kantor Walikota Jakarta Timur, sekitar pukul 07:30 WIB.
Mengenai sarana dan prasarana Koridor XI, Pristono mengatakan, secara fisik semuanya sudah selesai. Hanya tinggal merapihkan, memasang marka jalan, dan memugar taman di sekitar halte dan jalur, termasuk membeton median jalan. “Tamanisasi, merapihkan median jalan, dan pemasangan marka jalan, dapat dilanjutkan pada tahun 2012,” katanya.
Pantauan di lapangan, Selasa (27/12) petang, sejumlah petugas tampak masih membenahi jalur, dan halte. Aktivitas yang dilakukan di antaranya, pemasangan lampu, pembersihan kaca, dan pengecatan lantai. Separator jalan juga hampir semua telah dipasang. Beberapa petugas lainnya juga tampak sibuk memangkas pohon yang dahannya masih menjuntai ke jalur busway.
Koridor XI bus Transjakarta ini memiliki panjang jalan sekitar 11,760 kilometer, mulai dari Terminal Pulogebang hingga Terminal Kampung Melayu.
Koridor ini memiliki 15 halte dan 14 JPO. Ke-15 halte tersebut meliputi Halte Walikota Jakarta Timur, Penggilingan, Perumnas Klender, Flyover Radin Inten, Buaran, Kampung Sumur, Flyover Klender, Stasiun Klender, Taman Cipinang, Imigrasi Jakarta Timur, Pasar Enjo, Flyover Jatinegara, Stasiun Jatinegara 2, Jatinegara RS. Premier, dan Kampung Melayu.
Rustam Ramli A, Kepala Proyek Koridor XI, mengatakan, ada beberapa hal yang membedakan sejumlah halte dan JPO Koridor XI Busway Transjakarta dengan koridor lainnya. Seperti salah satunya pada Halte Kantor Walikota Jakarta Timur, yang ada fasilitas toilet, musholah, taman, kolam ikan, dan ubin tuna netra. “Selain itu, pada Halte Walikota Jakarta Timur, dan Halte Kampung Melayu, JPO nya dibuat lebih landai atau tingkat kemiringannya hanya 5 persen, sehingga dapat dilalui penyandang cacat yang menggunakan kursi roda,” kata Rustam.