Gelombang pertama buruh diketahui masuk ke Kota Surabaya sekitar pukul 10.00. Kala itu sekitar 200 buruh yang berasal dari berbagai organisasi buruh di Surabaya dan Sidoarjo merangsek masuk menuju pusat Kota Surabaya melalui jalan di Rungkut Industri. Kala itu mereka berkonvoi menggunakan kendaraan sepeda motor.
Para buruh yang datang ini, merupakan gabungan buruh dari kawasan Industri SIER.
Tak berselang lama, sekitar pukul 11.00, lebih dari 400 buruh dari elemen Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Mojokerto tiba melalui akses Bundaran Waru. Mereka juga sempat memblokade Bundaran Waru yang menuju arah Surabaya, atau tepatnya di depan Mall Cito.
Rombongan buruh yang turut pada gelombang pertama ini bukan hanya dari Mojokerto saja, dari plat nomor kendaraan yang mereka pakai juga terdapat buruh dari Pasuruan, Sidoarjo dan dari Surabaya.
"Sabar teman-teman, kita menunggu rekan lain yang hendak menuju ke sini," teriak seorang orator dari mobilnya.
Pemblokiran akses jalan menuju kota Surabaya ini tentu saja memberi dampak pada kepadatan arus menuju arah kota Surabaya. Hal ini juga diperparah dengan jumlah polisi yang turut menjaga tak sebanding dengan jumlah pendemo. Meski demikian, Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Asep Akbar Hikmana juga turun mengawasi aksi ini.
Asep kala itu juga sempat melobi para demonstran agar membuka lajur paling kanan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas.
Setelah 20 menit memblokade Jalan Ahmad Yani rombongan para buruh ini kemudian masuk ke tengah kota dengan pengawalan ketat dari polisi. Meski rombongan buruh telah pergi kepadatan arus lalu lintas masih terus terjadi. Hal ini juga makin diperparah dengan munculnya rombongan buruh berikutnya sekitar pukul 11.30 dengan jumlah lebih besar.
Celakanya para buruh ini juga membawa iring-iringan bus pariwisata yang jumlahnya mencapai 23 buah. Rombongan buruh gelombang kedua berasal dari Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia dan lain-lain. Kali ini mereka tidak hanya dari Sidoarjo dan Pasuruan saja. Rombongan ini juga terdapat buruh dari Mojokerto, Sidoarjo serta Pasuruan.
"Semua ini demi kesejahteraan buruh. Mari teman-teman...," teriak buruh.
Kedatangan buruh kali ini juga sempat memusingkan para polisi yang bertugas. Polisi kesulitan untuk mengatur arus lalu lintas karena bus pariwisata yang dipakai buruh langsung memenuhi jalan Ahmad Yani. Karena itu meski tak memblokade jalan, arus lalu lintas di tengah kota Surabaya berhenti total.
Kira-kira panjang rombongan buruh ini mencapai lima kilometer lebih dan jumlah para buruh hampir mencapai 5000 orang.
Meski demikian, rombongan buruh masih terus berlangsung. Untuk ketiga kalinya, rombongan bus dan kendaraan bermotor dari berbagai organisasi buruh kembali masuk ke kota Surabaya sekitar pukul 12.00. Jumlahnya pun paling besar dibanding sebelumnya.
Diperkirakan ada 40 bus yang membawa para buruh kali ini. Selain itu ada juga iring-iringan 900 kendaraan bermotor.
Seperti gelombang sebelumnya, massa buruh ini langsung menutup jalan ke arah kota Surabaya mulai Bundaran Waru menuju tengah kota. Apalagi rombongan buruh ini tak segan menghentikan laju kendaraan pribadi dan umum untuk memuluskan laju kendaraannya.
Bisa ditebak, akibat demonstrasi para buruh ini arus lalu lintas jalur di tengah kota, mulai Bundaran Waru menuju Jl Basuki Rahmat Lalu ke Jl Pahlawan dan Kantor Grahadi langsung mati total. Berbagai jalur alternatif seperti Jl Diponegoro, Jl Jemursari, serta jalur Middle East Ring Road juga terpantau padat. Termasuk pula gang-gang sempit yang biasanya jarang dilalui pengendara.
Tak hanya itu saja, jalur Gubernur Suryo, Jl Pahlawan serta Basuki Rahmat sempat ditutup polisi untuk mengurangi kepadatan kendaraan. Apabila diakumulasikan, jumlah buruh yang turun pada Senin (19/11/2012) ini bisa mencapai 15.000 orang.
Meski demikian, sekitar pukul 14.00, lajur lalu lintas di Jl Ahmad Yani menuju Surabaya sempat normal dan lenggang. Namun ditengah kota, seperti di Jl Raya Darmo masih padat karena bus yang membawa buruh banyak yang berhenti di sana.