Pentingnya Pengendara Mengenal Rem

21:00


UMUMNYA, pengendara meremehkan 'ngerem' saat berkendara. Padahal, kegiatan itu merupakan yang paling sulit saat berkendara. Demikian dikatakan Kepala Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu.

Semua produsen kendaraan selalu mengembangkan sistem pengereman agar bekerja maksimal. Pengereman dilakukan dua sistem yaitu tromol dan cakram modern seperti Air Brake System (ABS) serta Brake Assist (BA).

"Ada kesalahan kaprah, orang-orang berpikir motor akan langsung berhenti ketika direm. Padahal motor tidak akan berhenti seketika ketika pengendara menekan tuas rem. Jadi fungsi rem bukanlah menghentikan motor tapi menahan laju roda motor," katanya.

Motor, katanya, tak bisa langsung berhenti seketika saat pengendara menginjak rem. Jadi, pengendara harus memprediksi titik berhenti motor dengan laju jalan. Sistem pengereman yang benar berdasarkan jarak kecepatan sepeda motor.

"Dalam kecepatan lambat, rem belakang akan mengunci laju roda secara maksimal, rem belakang lebih dapat mengontrol," katanya.

Sebaliknya jika kecepatan motor tinggi vatau di atas 40 KM ke atas, maka pengendara harus mengkombinasikan rem depan dan belakang dengan komposisi rem depan lebih besar. Jika kecepatan 40-50 KM, maka perbandingannya 60 : 40, rem depan 60 persen dan rem belakang 40 persen.

Jika kecepatan motor 50-70, komposisi rem depan 70 persen dan rem belakang 30 persen. Penggunaan rem depan biasanya digunakan di sirkuit yang membutuhkan kecepatan tinggi.

"Pengeraman yang benar adalah tekan ruas rem - lepas, tekan - lepas, tekan lagi - lepas lagi dan seterusnya hingga motor berhenti. Jangan sampai menekan rem terus karena akan membuat rem terkunci," katanya.

Injak rem sebelum sepeda motor melewati jalanan berlubang atau tikungan. Jika jalanan dalam kondisi licin, pengereman sebaiknya dengan cara halus dan pelan-pelan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »