
Walikota Bekasi Rahmat Effendi, tetap ngotot memberlakukan sistem dua
arah di Jl Ir Juanda, pada 10 April besok, padahal infrastruktur dan
sosialisasi di lokasi belum berubah, “Tidak ada rambu, tidak ada
pelebaran jalan,” ujar Najamudin Muit, warga di Jl Ir Juanda.
Dia mengatakan, warga senang kalau jalan itu dijadikan dua arah,
tetapi mesti ada perubahan di jalan tersebut. “Jalan dilebarkan, trotoar
difungsikan,”ujar Najamudin, yang mantan anggota DPRD Kabupaten Bekasi
ini, sambil mengatakan sekarang ini trotoar dijadikan tempat berdagang
dan meletakan barang dagangan pemilik toko.
Selain itu, kendaraan yang melintas harus diukur tonasenya, jangan
sampai kendaraan berat melintas, bukannya menjadikan jalan itu nyaman
malah macet danujung-ujungnya masalah sosial timbul.
Menanggapi hal itu Rahmat Effendi mengakui, soal kemacetan itu
berarti perekonomian maju, “Jelas kemacetan karena banyak orang
berbelanja dan memarkir kendaraannya,” tandas walikota saat dihubungi
Pos kota.
Ariyanto Hendrata, anggota Komsi B DPRD Kota Bekasi mengatakan,
sebelum dilakukan harus ada kajian dan rekayasa lalu lintas yang
komperhensif terkait dengan rencana pembukaan lajur dua arah, ”Selama
infrastruktur tidak dibenahi, pemberlakukan dua arah tidak akan
efektif,” katanya.
Pengamatan Pos Kota, sejumlah kendaraan berat seperti kontener dan
truk tanah kerap melintas di jalur itu, padahal aturanya, hanya
kendaraan truk sedang saja yang boleh melintas, “Kalau begini tidak ada
untungnya, jalan dua arah dilakukan,” ujar Solehudin, warga Kampung
Mede, yang mengaku lebih senang kalau satu arah.