Nama Mantan Presiden Pertama "Soekarno" Jadi Nama Jalan di Maroko

14:37


Jakarta - Dubes (Duta Besar) RI untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja, membeberkan secara panjang lebar harmonisnya hubungan antara Indonesia dengan Maroko. Kemesraan itu bahkan sudah berjalan mulai zaman presiden pertama RI, Soekarno. Menariknya lagi, banyak nama jalan di Maroko yang mengambil nama kota di Indonesia.

"Di Maroko itu ada Jalan Jakarta, Jalan Bandung, serta Jalan Soekarno. Bahkan ada pula tempat ibadah umat Islam yang bernama Masjid Indonesia. Hubungan antara Indonesia - Maroko bukan hanya bidang keagamaan, namun lebih luas semisal pendidikan, perdagangan, politik, serta budaya," kata Tosari saat menghadiri pengukuhan jamaah pengajian Khoirun Nisa' di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, Sabtu (9/11/2013).

Tosari mengungkapan, hubungan Indonesia - Maroko sebenarnya sudah sejak lama, yakni sekitar abad ke-7. Hal itu ditandai dengan kedatangan ulama Maroko, Ibnu Batutah, ke Aceh untuk menyebarkan agama Islam. Selain itu, salah satu wali songo, Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi juga berasal dari Maroko.

Hubungan keagamaan tersebut terus berlanjut hingga saat ini. Di antaranya, banyak kitab hasil karya ulama Maroko dijadikan referensi ulama Indonesia. "Kalangan pondok pesantren pasti mengenal kitab jurumiyah, nah kitab tersebut merupakan hasil karya ulama Maroko," kata Tosari di hadapan ratusan hadirin.

Dalam bidang politik, hubungan kedua negara tersebut juga tidak kalah mesranya. Bahkan kemerdekaan Maroko tidak lepas dari semangat KAA (Konferensi Asia Afrika) tahun 1955 yang dipelopori oleh presiden Soekarno. Saat tahun 1955, kata Tosari, Maroko menjadi jajahan Prancis. Saat itu pula Presiden Soekarno menggelar KAA di Bandung, salah satu pesertanya adalah negara Maroko.

Usai KAA, semangat rakyat Maroko untuk memerdekakan diri dari penjajahan semakin berkobar. Hingga akhirnya negara di benua Afrika tersebut sanggup memerdekakan diri dari kungkungan penjajah. "Makanya, hingga saat ini Maroko sangat menghargai Indonesia," kata pria yang sudah 3,5 tahun menjadi Dubes Maroko ini.

Tosari juga membeberkan kerjasama Indonesia - Maroko dalam bidang pendidikan. Menurutnya, hingga saat ini sudah ada 200 mahasiswa Indonesia yang belajar di negara tersebut. Seluruh mahasiwa tersebut mendapatkan program beasiswa alias gratis.

Terlepas dari itu semua, Tosari memberikan apresiasi positif terhadap jamaah pengajian Khoirun Nisak yang sudah 15 tahun bertahan. "Pertama kali jamaah ini dilaunching, 15 tahun lalu, saya juga hadir. Alhamdiulillah hingga saat ini masih bertahan," pungkas Tosari.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »