NTMC POLRI - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Anton
Charliyan bersama Wakil Walikota Makassar Syamsu Rizal membesuk guru
korban pemukulan, Dasrul (53), yang dirawat di ruang perawatan Bangau
Kamar 4 RS Bhayangkara, Makassar, Jumat (12/8/2016).
Anton memberi santunan pada keluarga Dasrul dan mendoakan Dasrul agar lekas sembuh dan kembali beraktifitas.
Soal AS (15), siswa yang ditahan karena terlibat dalam pemukulan guru Dasrul, Anton berharap ada perlakuan khusus pada AS selama ditahan di Polsek Tamalate.
"Senakal-nakalnya anak, harus tetap berhak dapat pendidikan yang layak. Ini domain Dikbud nantinya, tapi selama ditahan ada perlakuan khusus dengan ditempatkan berbeda dengan tahanan umum lainnya," tambah Anton.
Sementara menurut Wawali Makassar, Syamsu Rizal, kasus kekerasan dalam lingkungan sekolah di daerahnya nantinya akan terhapuskan dengan penerapan revolusi pendidikan dengan menciptakan suasana lingkungan sekolah yang harmonis dan proporsional antara guru dan murid. Jadi bukan hanya transfer pendidikan, namun juga adanya perubahan sikap siswa yang sesuai dengan nilai-nilai ideal dan sesuai kultur masyarakat Bugis-Makassar.
"Kami berharap adanya revolusi pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di Makassar. Ini momentum untuk melakukan perbaikan, barangkali ada sistem yang salah dan harus diperbaiki, seperti penelusuran minat dan potensi siswa yang harus tersalurkan, seperti dengan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, program penghijauan di sekolah, seni, olahraga dan kegiatan ilmiah lainnya," pungkas wawali bergelar Doktor bidang Manajemen Kebijakan Publik ini.
Anton memberi santunan pada keluarga Dasrul dan mendoakan Dasrul agar lekas sembuh dan kembali beraktifitas.
Soal AS (15), siswa yang ditahan karena terlibat dalam pemukulan guru Dasrul, Anton berharap ada perlakuan khusus pada AS selama ditahan di Polsek Tamalate.
"Senakal-nakalnya anak, harus tetap berhak dapat pendidikan yang layak. Ini domain Dikbud nantinya, tapi selama ditahan ada perlakuan khusus dengan ditempatkan berbeda dengan tahanan umum lainnya," tambah Anton.
Sementara menurut Wawali Makassar, Syamsu Rizal, kasus kekerasan dalam lingkungan sekolah di daerahnya nantinya akan terhapuskan dengan penerapan revolusi pendidikan dengan menciptakan suasana lingkungan sekolah yang harmonis dan proporsional antara guru dan murid. Jadi bukan hanya transfer pendidikan, namun juga adanya perubahan sikap siswa yang sesuai dengan nilai-nilai ideal dan sesuai kultur masyarakat Bugis-Makassar.
"Kami berharap adanya revolusi pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di Makassar. Ini momentum untuk melakukan perbaikan, barangkali ada sistem yang salah dan harus diperbaiki, seperti penelusuran minat dan potensi siswa yang harus tersalurkan, seperti dengan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, program penghijauan di sekolah, seni, olahraga dan kegiatan ilmiah lainnya," pungkas wawali bergelar Doktor bidang Manajemen Kebijakan Publik ini.