Bikin SIM, Wanita Dapat Layanan Khusus

09:58

 

WAJAH Syamsidar berbinar-binar. Seolah tak percaya, berkali-kali ibu rumah tangga ini menatap fotonya yang kini tertempel di atas selembar kertas kecil berlaminating. Kertas itu mewakili pengakuan sah negara atas kemampuannya mengendarai sepeda motor di area publik.
“Saya sekarang tenang kalau antar anak sekolah atau ke pasar,” tutur wanita 25 tahun, istri pegawai showroom motor di Pontianak, Kalbar. Meski mengaku sudah lama bisa mengendarai sepeda motor, tetapi baru pada hari itu ia pertama kali mendapatkan SIM C. ‘
Bersama puluhan wanita lain, Syamsidar memanfaatkan layanan khusus ‘Woman Care Day’ yang diselenggarakan jajaran lalulintas di wilayah Polda Kalimantan Barat.
‘Woman Care Day’ adalah layanan khusus berperspektif gender yang memberi kemudahan bagi kaum wanita, mengurus pembuatan SIM setiap hari Jumat. “Tidak perlu lagi berdesak-desakan dengan kaum pria,” sebut Direktur Lalulintas Polda Kalbar, Kombes Pol Drs Lotharia Latif. Program ini mulai diberlakukan Desember 2011 sebagai salah satu produk unggulan jajaran Lalulintas di Kalimantan Barat.
Menurut Latif, gagasan ini berangkat dari data semakin banyaknya kaum wanita yang mengendarai kendaraan bermotor di Kalimantan Barat. Mereka tidak lagi berkutat di sektor domestik rumah tangga, tetapi aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi seperti bekerja di kantor, dagang di pasar, bahkan ada yang jadi sopir antarjemput anak sekolah. “Demi keselamatan bersama di jalan, perlu ada layanan khusus bagi kaum wanita untuk membuat SIM,” tutur Latif. Selain itu, kaum ibu diharapkan menjadi teladan taat dan tertib lalulintas di dalam keluarga.
Meski memberi kenyamanan lebih kepada kaum perempuan, layanan khusus tersebut bukan berarti memberi excuse terkait sejumlah persyaratan untuk mendapatkan SIM. Juga tidak untuk mem-bypass prosedur. “Ujian teori maupun praktek, misalnya, tetap dengan standar sama dengan pemohon pria, tidak ada diskriminasi,” tegas Latif.
Syamsidar menyatakan hal serupa. Sebelum membayar di loket bank dan mendaftarkan diri sebagai pemohon SIM, ia harus lebih dulu mendapatkan surat keterangan sehat dari loket kesehatan. “Di sana saya diminta mengenali huruf-huruf dari jarak jauh dan tes warna,” cerita Syamsidar.
Antrean memang tak seberapa panjang, tak perlu berdesak-desakan karena hari itu layanan pembuatan SIM khusus untuk wanita. Bahkan sekitar 20-an kursi di ruang tunggu yang ber-AC pagi itu tidak semua terisi. Sebelum, menjalani ujian teori dan praktek, pemohon dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk mendapatkan sosialisasi UU Lalulintas dan kampanye safety driving. Seorang perwira polwan, misalnya, menjelaskan hal-hal yang wajib dan dilarang dilakukan pengendara, apa saja yang harus dihindari dan sebaiknya dilakukan ketika menghadapi situasi tertentu di jalanan.
Nurmaida, teman Syamsidar yang hari itu sama-sama membuat SIM, menuturkan sejak mendaftar sampai akhirnya SIM keluar, kira-kira menghabiskan waktu kurang dari dua jam. “Pulangnya masih bisa langsung jemput anak sekolah,” ujarnya senang.
TEROBOSAN
Sejak Desember 2011 hingga akhir Februari lalu, menurut Lotharia Latif, sebanyak 3.840 perempuan di Pontianak dan sekitarnya telah terbantu untuk mendapatkan SIM melalui program Woman Care Day. “Pada bulan Desember lalu malah ada dua perempuan yang membuat SIM B-1 Umum,” sebut Latif. Mungkin mereka bekerja sebagai sopir truk. Sama seperti pemohon SIM Umum lainnya yang kebanyakan pria, keduanya antara lain juga harus menjalani ujian menggunakan perangkat simulator kemudi yang saat ini telah tersedia di seluruh Satpas SIM di Kalimantan Barat.
Menurut data di Polda Kalbar, jumlah pemohon yang mengikuti program Woman Care Day setiap pekan tercatat rata-rata 150-an perempuan. Di saat libur sekolah atau akhir tahun, jumlahnya meningkat menjadi 200-250 orang lebih. “Mereka dari kalangan pelajar, karyawati, ibu rumah tangga, pedagang, bahkan ada juga pembantu rumah tangga,” tutur Kepala Seksi SIM Polda Kalbar, Kompol Dwi Hartono. Terbanyak, mereka membuat dan memperpanjang SIM C (sepeda motor).
Di tingkat nasional, program semacam ini merupakan terobosan yang terus digalakkan jajaran lalulintas untuk mengoptimalkan sektor layanan publik. “Tiap jajaran ditlantas harus mampu mengembangkan inovasi berupa produk unggulan di bidang pelayanan seperti Woman Care Day ini,” kata Irjen Joko Susilo di sela-sela serah terima jabatan Kepala Korps Lalulintas kepada Irjen Puji Hartanto pekan lalu.
Kalau jajaran lalulintas di Jakarta telah berhasil ‘menasionalkan’ program layanan SIM Keliling, barangkali berawal dari Pontianak akan ada layanan khusus buat perempuan yang kelak juga berlaku di seluruh Indonesia. Dengan begitu, pelayanan SIM tak melulu berkutat pada persoalan klasik semacam praktik percaloan dan pungli.


Sumber : Rtmc Polda Kalbar

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »