Tidak Laik 100 Bus Akan Dimusnahkan

16:57

Ketatnya persaingan di bidang transportasi darat, mengakibatkan bus PPD semakin terpinggirkan. Pengelola Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) yang semula mengoperasikan 2.000 armada bus, kini hanya menyisakan 395 bus. Namun, dari jumlah tersebut sebanyak 100 bus akan dimusnahkan karena sudah rusak parah dan tak laik jalan.

Direktur Perum PPD, Pande Putu Yasa mengatakan, seluruh armada rusak terpaksa dimusnahkan. Sebab jika dipaksakan beroperasi, dikhawatirkan akan membahayakan penumpang dan pengguna jalan lainnya.

"Awalnya armada kami ada 2.000 unit, namun saat ini sudah berkurang,” ujarnya saat kegiatan bakti sosial yang dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, di pelataran parkir kantor pusat Perum PPD, Jl DI Panjaitan, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (5/5).

Ia menambahkan, perusahaannya juga sempat dilanda kesulitan keuangan, sehingga tak mampu membayar gaji karyawan tepat waktu. Sebab, pendapatan yang ada ternyata tidak mampu untuk menutupi biaya operasional. Bahkan, pada tahun 2.000 terjadi restrukturisasi yang berakibat terjadinya pengurangan karyawan. Karyawan yang semula 11 ribu orang, kini hanya tersisa 400 orang.

Untungnya, perusahaan itu pun perlahan mulai bangkit. Ia mengaku, dari armada yang ada saat ini, setiap bulannya menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp 4 miliar. Jumlah ini akan dikurangi sebesar 60 persen untuk pembelian suku cadang dan bahan bakar minyak (BBM).

Pihaknya mencatat, pada tahun 2011 lalu, keuntungan yang diraih Perum PPD sebesar Rp 8,5 miliar. Sedangkan pada tahun 2012  ditargetkan nilai keuntungannya sebesar Rp 13 miliar. Ia optimis target tersebut akan tercapai. Belum lagi adanya pendapatan deviden dari saham yang ditanamkan ke BLU Transjakarta sebesar 18-24 persen, termasuk dengan mengoperasikan 15 bus untuk Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB).

“Untuk menyimpan seluruh armada, Perum PPD memiliki tujuh unit depo. Masing-masing di Depo Klender, Pulogadung, Tangerang, Ciputat, Depok, Jelambar dan Cakung. Selain itu juga terdapat sebidang tanah kosong di Ciracas,” jelasnya.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan, secara bertahap moda transportasi di ibu kota terus dilakukan penataan. Untuk itu, ia meminta pada seluruh awak angkutan umum mendukung program pemerintah guna mengurai kemacetan lalulintas. Minimal awak bus tidak lagi mengetem di sembarang tempat atau menaikkan dan menurunkan penumpang di tengah jalan. Sebab budaya seperti ini hanya akan memicu terjadinya kemacetan lalulintas di ibu kota.

"Untuk armada yang rusak tentunya harus dipinggirkan, jangan dipaksakan beroperasi karena membahayakan dan kalau mogok di jalan bisa bikin macet. Semua perlu proses dan waktu, tidak bisa dalam waktu 100 hari masalah langsung beres dan tidak bisa diselesaikan seorang diri,” tandasnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »