BLANGKEJEREN - Lintasan jalan provinsi di Kabupaten Galus menuju Aceh
Barat Daya (Abdya) masih dibiarkan, tanpa ada penanganan sedikitpun.
Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda yang meninjau lokasi meminta pihak
terkait untuk segera mengerahkan alat berat untuk memperbaiki beberapa
titik longsor, sebelum jatuhnya korban jiwa.
Dilaporkan, sejumlah titik jalan yang tertimbun longsor di Singgah Mata km 16, Desa Tongra, Kecamatan Terangun, Galus termasuk jembatan darurat dari batang kelapa di atas badan jalan yang dibuat pada awal bulan ini belum juga mendapat perhatian dari pihak terkait, khususnya BMCK Provinsi Aceh.
“Dinas BMCK Aceh harus segera memperbaiki kerusakan jalan provinsi di lintasan Galus ke Abdya, termasuk mengerahkan alat berat untuk membersihkan longsor dan harus disiagakan di kawasan rawan longsor,” tegas Sulaiman Abda.
Dia beralasan, curah hujan tinggi yang menyebabkan longsor akan terus mengguyur sampai akhir tahun ini, sehingga persiapan sejak awal harus dilakukan, seperti mensiagakan alat berat. Apalagi, sebutnya, longsor yang menyebabkan lintasan Galus-Abdya nyaris putus dapat mengancam keselamatan pengendara.
Sulaiman juga meminta pihak konsultan pengawas harus mengawasi semua proyek jalan dan jembatan dengan ketat. “Selama ini, sejumlah kontraktor pemenang tender mengejar waktu penyelesaian proyek, sehingga mutu terabaikan,” ujarnya. Dia mengaku, selama anggota DPRA melakukan kunjungan ke daerah-daerah, konsultan pengawas proyek sulit ditemui.
Seperti diberitakan sebelumnya, lintasan jalan provinsi dari Gayo Lues (Galus) ke Aceh Barat Daya (Abdya) nyaris putus, akibat dua titik ruas jalan longsor ke bawah perbukitan. Kerusakan jalan terjadi dekat perbukitan Singgah Mata km 16, Desa Tongra, Kecamatan Terangun, Galus dan satu jalan amblas terpaksa dipasang jembatan darurat dari batang kayu agar kenderaan roda dua tetap bisa melintas.
Insiden itu tidak terlepas dari makin tingginya curah hujan di kawasan tersebut, sehingga jalan rawan longsor, khususnya dekat perbukitan. Sejumlah warga di kawasan tersebut menyatakan lintas jalan itu yang telah diaspal pada 2011 lalu oleh kontraktor lokal sepanjang 1 km mulai amblas.
Dilaporkan, sejumlah titik jalan yang tertimbun longsor di Singgah Mata km 16, Desa Tongra, Kecamatan Terangun, Galus termasuk jembatan darurat dari batang kelapa di atas badan jalan yang dibuat pada awal bulan ini belum juga mendapat perhatian dari pihak terkait, khususnya BMCK Provinsi Aceh.
“Dinas BMCK Aceh harus segera memperbaiki kerusakan jalan provinsi di lintasan Galus ke Abdya, termasuk mengerahkan alat berat untuk membersihkan longsor dan harus disiagakan di kawasan rawan longsor,” tegas Sulaiman Abda.
Dia beralasan, curah hujan tinggi yang menyebabkan longsor akan terus mengguyur sampai akhir tahun ini, sehingga persiapan sejak awal harus dilakukan, seperti mensiagakan alat berat. Apalagi, sebutnya, longsor yang menyebabkan lintasan Galus-Abdya nyaris putus dapat mengancam keselamatan pengendara.
Sulaiman juga meminta pihak konsultan pengawas harus mengawasi semua proyek jalan dan jembatan dengan ketat. “Selama ini, sejumlah kontraktor pemenang tender mengejar waktu penyelesaian proyek, sehingga mutu terabaikan,” ujarnya. Dia mengaku, selama anggota DPRA melakukan kunjungan ke daerah-daerah, konsultan pengawas proyek sulit ditemui.
Seperti diberitakan sebelumnya, lintasan jalan provinsi dari Gayo Lues (Galus) ke Aceh Barat Daya (Abdya) nyaris putus, akibat dua titik ruas jalan longsor ke bawah perbukitan. Kerusakan jalan terjadi dekat perbukitan Singgah Mata km 16, Desa Tongra, Kecamatan Terangun, Galus dan satu jalan amblas terpaksa dipasang jembatan darurat dari batang kayu agar kenderaan roda dua tetap bisa melintas.
Insiden itu tidak terlepas dari makin tingginya curah hujan di kawasan tersebut, sehingga jalan rawan longsor, khususnya dekat perbukitan. Sejumlah warga di kawasan tersebut menyatakan lintas jalan itu yang telah diaspal pada 2011 lalu oleh kontraktor lokal sepanjang 1 km mulai amblas.
Sumber :serambi indonesia