Fenomena Pasar Tumpah dan Beberapa Lokasi Pasar Tumpah di Ruas Mudik

16:20


NTMC – Salah satu momok yang mengganggu kelancaran arus mudik dari tahun ke tahun adalah aktivitas pasar tumpah. Sepanjang jalur Pantura Jawa Barat dan Jawa Tengah, sedikitnya teridentifikasi lebih dari 40 pusat keramaian pasar yang meluber sampai ke jalan.

Berdasarkan pengamatan di sejumlah pasar tumpah, gangguan terhadap arus lalu lintas terutama disebabkan oleh melubernya pedagang sampai ke badan jalan. Selain itu, angkutan umum mulai dari becak hingga angkot juga mangkal (ngetem) semaunya untuk mendapatkan penumpang. Aktivitas semacam ini meningkat menjelang lebaran.

“Kami akan menyiapkan rambu-rambu khusus portable supaya kegiatan pasar tidak mengganggu arus lalu lintas,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin pertengahan Juli lalu. Ia mengakui, tidak mudah menertibkan pasar tumpah, karenanya dibutuhkan koordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk melibatkan pemerintah daerah setempat.

“Pasar tumpah selalu menjadi persoalan klasik setiap kali mudik. Jika pemda tak mampu menanggulanginya, tentu ini akan menghambat arus kendaraan mudik,” ujar Anggota Komisi D DPRD Jateng Sasminto.

Secara terpisah, Direktur Bina Pelaksana Wilayah II Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Winarno mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Pemda, dan Kepolisian setempat untuk mengamankan jalur mudik dari gangguan aktivitas pasar tumpah.

"Kita selalu berkoordinasi dengan pemda setempat dan kepolisian. Kemenhub juga ngomong kalau ini harus dikoordinasikan dengan baik," ungkap Winarno di kantor Kementerian PU, Jakarta, pekan lalu. 

Namun, pihak Kementerian PU secara khusus tidak mengalokasikan dana untuk menertibkan pasar tumpah ini. "Secara khusus Bina Marga tidak menganggarkan, paling untuk pemeliharaannya saja. Pascakegiatan pasar tumpah itu, misalnya, bersihkan selokan dan jalan-jalannya," jelas Winarno.

Winarno mengakui, pasar tumpah menjadi sumber kemacetan di jalur Pantura.
"Bahkan di hari-hari biasa menimbulkan kemacetan. Bayangkan, jalur yang seharusnya tujuh meter tinggal tersisa tiga atau empat meter," tegasnya.


Tahun-tahun lalu, salah satu upaya pemerintah daerah menertibkan pasar tumpah di wilayah masing-masing antara lain dengan membagikan ‘THR’ kepada penarik becak yang biasa mangkal di lokasi pasar tumpah. Bupati Cirebon Dedi Supardi, misalnya, membagikan amplop masing-masing berisi uang Rp 50 ribu kepada 1.800 tukang becak seraya berpesan agar selama arus mudik mereka tidak mangkal di pinggir jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas.

Langkah memberikan santunan kepada tukang becak, tahun lalu juga dilakukan Bupati Indramayu Anna Sophanah. “Sejak H-2 hingga arus balik, penarik becak tidak boleh mangkal di pasar-pasar, sebagai gantinya kami berikan santunan,” kata Anna Sophanah. Untuk membantu melancarkan arus lalu lintas di sekitar pasar tumpah, pemuda yang tergabung dalam berbagai ormas juga dilibatkan.

Cirebon dan Indramayu adalah dua wilayah di jalur Pantura Jawa Barat yang memiliki jumlah pasar tumpah terbanyak dibanding wilayah lain, seperti Karawang, Subang, Brebes, Tegal, dan Kendal. Di Indramayu, terdapat belasan pasar yang aktivitas jual belinya meluber sampai ke jalan, antara lain Pasar Sukra, Patrol, Bugel, Eretan Wetan, Parean, Cilet Kandanghaur, Losarang, Bangkir, Karangampel, Kertasemaya, dan sebagainya. 

Kapolres Indramayu AKBP Rudi Setiawan berjanji akan menertibkan tukang-tukang becak yang pada puncak arus mudik masih mangkal di sekitar pasar-pasar. Juga pedagang yang berjualan sampai ke badan jalan. “Mereka (tukang becak) sudah mendapatkan santunan,” katanya seraya berjanji menambahkan jumlah personil untuk mengatur lalu lintas di sekitar pasar tumpah.

Sedangkan di wilayah Cirebon, sedikitnya terdapat 17 pasar tumpah. Tujuh lokasi yang berdasarkan pengalaman menimbulkan kemacetan parah, yaitu Pasar Celancang (Jumat), Tegalgubug (Selasa dan Sabtu), Palimanan (Minggu), Plered (setiap hari), Kue Weru (setiap hari), Mundu, Gebang, dan sebagainya.
Sementara itu di jalur tengah ruas Bandung-Cirebon, sedikitnya terdapat enam lokasi pasar tumpah, yaitu di Sumedang: Pasar Tanjung Sari, di Majalengka: Pasar Cimalaka, Kadipaten, Jatiwangi, Cibolerang, Pasar Sandang Prapatan (Senin dan Kamis).

Selepas wilayah Jawa Barat, arus mudik masih akan tersendat oleh aktivitas pasar tumpah di wilayah Brebes, Tegal, Pemalang, Batang, hingga Kendal. Meski jumlahnya tidak sebanyak di jalur Indramayu-Cirebon. Beberapa wilayah seperti Pemalang, Batang, dan Kendal memiliki jalur alternatif untuk mengarahkan pemudik menghindar dari kemacetan akibat pasar tumpah.

LOKASI PASAR TUMPAH

Karawang: Pasar Johar
Purwakarta: Pasar Cikampek
Subang:
1.    Pasar Sukamandi
2.    Pasar Ciasem
3.    Pasar Pusaka Negara
Indramayu:
1.    Pasar Sukra
2.    Pasar Patrol
3.    Pasar Bugel
4.    Pasar Eretan Wetan (Indramayu)
5.    Pasar Parean, Cilet (Kandang Haur)
6.    Pasar Losarang
7.    Pasar Bangkir
8.    Pasar Karangampel
9.    Pasar Kertasemaya
Cirebon:
1.    Pasar Tegal Gubug
2.    Pasar Jambang
3.    Pasar Minggu
4.    Pasar Plered
5.    Pasar Kuwe Weru
6.    Pasar Bangkir
7.    Pasar Karangampel
8.    Pasar Celancang
9.    Pasar Mundu
10. Pasar Gebang
Sumedang: Pasar Tanjung Sari
Majalengka:
1.    Pasar Cimalaka
2.    Pasar Kadipaten
3.    Pasar Jatiwangi
4.    Pasar Cibolerang
5.    Pasar Sandang Prapatan
Brebes:
1.    Pasar Losari
2.    Pasar Klampok
3.    Pasar Bulakamba
4.    Pasar Induk Bawang
Tegal:
1.    Pasar Krandon
2.    Pasar Surodadi
Pemalang: Pasar Pemalang
Batang: Pasar Batang
Kendal:
1.    Pasar Cepiring
Pasar Kendal.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »