Kediri - Angin kencang menghantam Kecamatan Pare, Kamis (4/10/2012) siang. Sebuah peternakan ayam di Desa Gedangsewu porak poranda akibat terjangan angin. Bahkan tiupan angin kencang yang hanya berlangsung selama satu menit tersebut, aliran listrik se Kecamatan Pare padam total.
Informasi yang dihimpun oleh wartawan, angin kencang bertiup pukul 10.30 WIB. Hembusan angin terasa dari arah timur. Awalnya angin bertiup sepoi – sepoi. Namun kecepatan angin mendadak berubah kencang. Di halaman peternakan milik Hari (42) warga Surabaya, angin kencang berputar dan langsung menghantam gudang penyimpanan pakan ternak ayam hingga atapnya seluas 80 meter persegi beterbangan tak bersisa.
“Tiupan angin kencang sekali. Sebentar saja atap langsung rontok,” ujar Purwadi (35) salah satu pekerja.
Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa itu. Termasuk 6.000 ekor ayam dapat diselamatkan. Namun puing – puing atap dan patahan kayu yang beterbangan terlempar dan mengenai jaringan kabel listrik yang berada tepat di atas gudang. Akibatnya kabel langsung putus hingga membuat aliran listrik langsung padam.
Bahkan padamnya arus listrik tidak hanya terjadi di desa setempat. Seluruh daerah di Kecamatan Pare ikut terimbas dampaknya. Pasalnya, jaringan listrik di Kecamatan Pare hanya terdiri dari satu sambungan paralel. Untuk mengatasi hal itu, teknisi PLN bekerja ekstra keras untuk melakukan perbaikan jaringan. Sebanyak 12 teknisi diterjunkan untuk mempercepat perbaikan listrik.
Manajer PLN Rayon Pare, Cipto Basuki mengatakan, dibutuhkan waktu sedikitnya dua jam untuk memperbaiki kerusakan sambungan listrik. Ketika listrik padam, PLN kebanjiran komplain dari masyarakat, terutama dari lembaga pemerintah dan usaha swasta.
“Hari ini memang banyak keluhan dari masyarakat karena listrik mati mendadak. Kami berusaha dengan maksimal untuk melakukan perbaikan,” katanya.
Kapolsek Pare, AKP Agus Garbo mengatakan, kerugian material bangunan akibat peristiwa ini ditaksir mencapai Rp 25 juta. Sedangkan untuk kerugian akibat putusnya aliran listrik masih dalam perhitungan pihak PLN.
“Anggota sudah dikerahkan ke lokasi untuk membantu memindahkan material yang berserakan,” ujarnya.
Sementara itu, tiupan angin kencang tidak hanya terjadi di Desa Gedangsewu. Di pusat Kecamatan Pare, angin kencang yang membentuk pusara juga dirasakan para pengguna jalan yang melintas di depan Masjid Agung An Nur. Beberapa pengendara sepeda motor sempat menepi karena khawatir terjadi sesuatu.
“Saya sempat berhenti karena ada pusaran angin yang mendadak muncul,” ujar M Yahya (20) seorang pengguna jalan asal Kepung.
Informasi yang dihimpun oleh wartawan, angin kencang bertiup pukul 10.30 WIB. Hembusan angin terasa dari arah timur. Awalnya angin bertiup sepoi – sepoi. Namun kecepatan angin mendadak berubah kencang. Di halaman peternakan milik Hari (42) warga Surabaya, angin kencang berputar dan langsung menghantam gudang penyimpanan pakan ternak ayam hingga atapnya seluas 80 meter persegi beterbangan tak bersisa.
“Tiupan angin kencang sekali. Sebentar saja atap langsung rontok,” ujar Purwadi (35) salah satu pekerja.
Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa itu. Termasuk 6.000 ekor ayam dapat diselamatkan. Namun puing – puing atap dan patahan kayu yang beterbangan terlempar dan mengenai jaringan kabel listrik yang berada tepat di atas gudang. Akibatnya kabel langsung putus hingga membuat aliran listrik langsung padam.
Bahkan padamnya arus listrik tidak hanya terjadi di desa setempat. Seluruh daerah di Kecamatan Pare ikut terimbas dampaknya. Pasalnya, jaringan listrik di Kecamatan Pare hanya terdiri dari satu sambungan paralel. Untuk mengatasi hal itu, teknisi PLN bekerja ekstra keras untuk melakukan perbaikan jaringan. Sebanyak 12 teknisi diterjunkan untuk mempercepat perbaikan listrik.
Manajer PLN Rayon Pare, Cipto Basuki mengatakan, dibutuhkan waktu sedikitnya dua jam untuk memperbaiki kerusakan sambungan listrik. Ketika listrik padam, PLN kebanjiran komplain dari masyarakat, terutama dari lembaga pemerintah dan usaha swasta.
“Hari ini memang banyak keluhan dari masyarakat karena listrik mati mendadak. Kami berusaha dengan maksimal untuk melakukan perbaikan,” katanya.
Kapolsek Pare, AKP Agus Garbo mengatakan, kerugian material bangunan akibat peristiwa ini ditaksir mencapai Rp 25 juta. Sedangkan untuk kerugian akibat putusnya aliran listrik masih dalam perhitungan pihak PLN.
“Anggota sudah dikerahkan ke lokasi untuk membantu memindahkan material yang berserakan,” ujarnya.
Sementara itu, tiupan angin kencang tidak hanya terjadi di Desa Gedangsewu. Di pusat Kecamatan Pare, angin kencang yang membentuk pusara juga dirasakan para pengguna jalan yang melintas di depan Masjid Agung An Nur. Beberapa pengendara sepeda motor sempat menepi karena khawatir terjadi sesuatu.
“Saya sempat berhenti karena ada pusaran angin yang mendadak muncul,” ujar M Yahya (20) seorang pengguna jalan asal Kepung.
Sumber: Tribunnews