DUA mobil nekat menerobos genangan air
setinggi 70 cm luapan Sungai Citarik di Jalan Raya Cicalengka Barat,
perbatasan Kec. Rancaekek, Kab. Bandung dan Kec. Cimanggung, Kab.
Sumedang.
RANCAEKEK (GM)
- Untuk kesekian kalinya, Sungai Citarik kembali meluap. Akibatnya,
Jalan Raya Cicalengka Barat persisnya perbatasan antara Kec. Rancaekek,
Kab. Bandung dengan Kec. Cimanggung, Kab. Sumedang, terendam banjir
dengan ketinggian air mencapai 70 cm. Banjir yang sempat memutus
transportasi di jalur jalan tersebut terjadi Rabu (2/1) sekitar pukul
16.00 WIB.
Akibat peristiwa ini perekonomian warga menjadi terganggu. Terutama para pedagang makanan, termasuk sejumlah SPBU yang ada di lokasi banjir, mereka terpaksa menghentikan pelayanan. Pasalnya, akses jalan ke lokasi SPBU terendam banjir. Sejumlah rumah pun turut terendam banjir, khususnya di Kp. Citarik, Desa Sindangpakuon, Kec. Cimanggung. Banyak di antara rumah warga yang sudah tidak layak huni karena sering terendam banjir.
Hasil pantauan "GM" kemarin sore di lokasi, sejumlah kendaraan mulai dari truk, bus, minibus, dan sepeda motor nekat menerobos luapan banjir. Tidak sedikit sepeda motor yang mogok di tengah genangan banjir.
Namun banjir juga dimanfaatkan sejumlah warga untuk meraup keuntungan. Di antaranya dengan menawarkan jasa mendorong kendaraan baik roda empat maupun roda dua yang mogok di tengah-tengah genangan banjir.
Deden (29), warga setempat mengatakan, meluapnya Sungai Citarik yang menggenangi Jalan Raya Cicalengka Barat itu, dalam seminggu dapat terjadi hingga tiga kali. Menurutnya, jika turun hujan di kawasan Curug Cinulang, Desa Tanjungwangi, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung dan wilayah Gunung Masigit Kareumbi, hampir dipastikan air Sungai Citarik bakal meluap dan menggenangi badan jalan dan ribuan rumah.
"Bahkan di perkampungan warga di Kp. Citarik, ketinggian air bisa mencapai 1 meter. Sehingga para penghuninya terpaksa mengungsi ke tempat aman. Setelah surut, baru warga kembali lagi," kata Deden.
Sedangkan menurut Koko, pegawai SPBU di lokasi banjir, dampak dari
banjir pemilik SPBU mengalami kerugian karena tidak bisa menjual BBM
kepada konsumen. Karena akses jalan ke SPBU terendam banjir dengan
ketinggian mencapai 1 meter. "Genangan banjir di jalur tersebut
rata-rata lebih dari satu jam," keluh Koko.
Bencana banjir juga masih terjadi di sejumlah desa di Kec. Rancaekek. Di antaranya Desa Sukamulya, Linggar, dan desa lainnya. Sementara itu, pascabanjir di Jalan Raya Bandung-Garut atau sebaliknya, Rabu sore kemarin kembali normal, meski di sejumlah titik ruas jalan tersebut masih terlihat genangan air bercampur lumpur. Genangan air tersebut terlihat di depan pintu masuk PT Kahatex, namun tidak menghambat laju kendaraan.
Sementara sejumlah aparat Kecamatan Rancaekek dan Kecamatan Cimanggung tetap siaga untuk antisipasi. Termasuk sejumlah aparat kepolisian dari Polres Bandung dan Polres Sumedang yang bersiaga di jalur jalan tersebut. Pasalnya, ancaman banjir akan terus terjadi selama musim hujan ini.
Bencana banjir juga masih terjadi di sejumlah desa di Kec. Rancaekek. Di antaranya Desa Sukamulya, Linggar, dan desa lainnya. Sementara itu, pascabanjir di Jalan Raya Bandung-Garut atau sebaliknya, Rabu sore kemarin kembali normal, meski di sejumlah titik ruas jalan tersebut masih terlihat genangan air bercampur lumpur. Genangan air tersebut terlihat di depan pintu masuk PT Kahatex, namun tidak menghambat laju kendaraan.
Sementara sejumlah aparat Kecamatan Rancaekek dan Kecamatan Cimanggung tetap siaga untuk antisipasi. Termasuk sejumlah aparat kepolisian dari Polres Bandung dan Polres Sumedang yang bersiaga di jalur jalan tersebut. Pasalnya, ancaman banjir akan terus terjadi selama musim hujan ini.