
Jakarta - Meski banjir telah surut sejak beberapa pekan lalu, namun sampah sisa banjir masih terlihat menumpuk di sepanjang Jl Tambora VIII. Alhasil, warga setempat, khususnya di RW 01 Kelurahan Tambora maupun para pengguna jalan kerap terganggu oleh bau busuk yang berasal dari tumpukkan sampah tersebut.
"Keberadaan tumpukkan sampah ini sudah berlangsung sejak 10 hari lalu. Sampah-sampah ini merupakan sampah sisa banjir. Kami berharap instansi terkait segera mengangkut sampah-sampah tersebut," ujar Sanip (55), warga RT 11/1 Kelurahan Tambora.
Lamanya keberadaan tumpukkan sampah itu, kata Sanip, juga sangat mengkhawatirkan warga karena bisa menjadi sumber penyakit. "Jika tidak segera diangkut kami khawatir tumpukkan sampah itu menjadi sumber penyakit," katanya.
Camat Tambora, Isnawa Adji menuturkan, pihaknya sudah mendapatkan laporan mengenai keberadaan tumpukkan sampah tersebut. Namun, mengingat minimnya truk pengangkut sampah yang ada di kecamatan, membuat pengangkutan sampah-sampah itu menjadi terganggu. "Kami memang kesulitan dalam pengangkutan sampah-sampah sisa banjir ini. Terlebih, armada pengengkut sampah milik kecamatan hanya berjumlah enam. Tapi, pengangkutan sampah terus kami lakukan," katanya.
Seperti diketahui, saat banjir melanda Jakarta beberapa waktu lalu, wilayah Kecamatan Tambora seperti di Jembatanlima, Pekojan dan Roamalaka turut terendam banjir hingga ketinggian 2 meter. "Saat ini kami masih melakukan kerja bakti untuk mengangkut sisa-sisa sampah bekas banjir kemarin. Pastinya semua, termasuk di Jl Tambora VIII akan kita angkut," ucapnya.
Selain di Tambora, sampah sisa banjir juga masih menumpuk di sejumlah titik Kelurahan Tegalalur, Kecamatan Kalideres. "Saat banjir, tinggi air sampai merendam rumah kami. Sampah yang dihasilkan pun cukup banyak dan saat ini masih terlihat menumpuk di beberapa titik. Jadi, kami warga berharap instansi terkait dapat segera melakukan pengangkutan sampah," kata Marlon, warga Tegalalur, Kalideres.
"Keberadaan tumpukkan sampah ini sudah berlangsung sejak 10 hari lalu. Sampah-sampah ini merupakan sampah sisa banjir. Kami berharap instansi terkait segera mengangkut sampah-sampah tersebut," ujar Sanip (55), warga RT 11/1 Kelurahan Tambora.
Lamanya keberadaan tumpukkan sampah itu, kata Sanip, juga sangat mengkhawatirkan warga karena bisa menjadi sumber penyakit. "Jika tidak segera diangkut kami khawatir tumpukkan sampah itu menjadi sumber penyakit," katanya.
Camat Tambora, Isnawa Adji menuturkan, pihaknya sudah mendapatkan laporan mengenai keberadaan tumpukkan sampah tersebut. Namun, mengingat minimnya truk pengangkut sampah yang ada di kecamatan, membuat pengangkutan sampah-sampah itu menjadi terganggu. "Kami memang kesulitan dalam pengangkutan sampah-sampah sisa banjir ini. Terlebih, armada pengengkut sampah milik kecamatan hanya berjumlah enam. Tapi, pengangkutan sampah terus kami lakukan," katanya.
Seperti diketahui, saat banjir melanda Jakarta beberapa waktu lalu, wilayah Kecamatan Tambora seperti di Jembatanlima, Pekojan dan Roamalaka turut terendam banjir hingga ketinggian 2 meter. "Saat ini kami masih melakukan kerja bakti untuk mengangkut sisa-sisa sampah bekas banjir kemarin. Pastinya semua, termasuk di Jl Tambora VIII akan kita angkut," ucapnya.
Selain di Tambora, sampah sisa banjir juga masih menumpuk di sejumlah titik Kelurahan Tegalalur, Kecamatan Kalideres. "Saat banjir, tinggi air sampai merendam rumah kami. Sampah yang dihasilkan pun cukup banyak dan saat ini masih terlihat menumpuk di beberapa titik. Jadi, kami warga berharap instansi terkait dapat segera melakukan pengangkutan sampah," kata Marlon, warga Tegalalur, Kalideres.