
Ponorogo - Sekitar 500 petugas
gabungan disiagakan untuk membersihkan sisa abu vulkanik dampak letusan
Gunung Kelud yang terjadi sejak, Kamis (13/2/2014) malam hingga Jumat
(14/2/2014) dini hari.
Mereka langsung terjun ke sejumlah jalan
protokol di Kota Ponorogo untuk membersihkan debu yang dapat
membahayakan kesehatan warga dan para pengguna jalan itu.
Meski
tergolong lamban lantaran setalah 4 hari baru dibersihkan, akan tetapi
gerakan pembersihan massal yang dilaksanakan bersama-sama usai
melaksanakan apel di Pendopo Pemkab Ponorogo itu, dianggap cukup
efektif. Apalagi, sisa abu vulkanik pembersihannya tidak bisa hanya
mengandalkan hujan deras lantaran abu vulkanik akan semakin mengeras dan
mengendal di pinggiran jalan.
Ratusan petugas itu merupakan
gabungan dari Polri, TNI, PNS Pemkab Ponorogo, petugas Tagana, para
relawan, serta kalangan pelajar dan anggota Pramuka.
Mereka
langsung membersihkan sejumlah ruas jalan protokol. Diantaranya PNS
Pemkab Ponorogo membersihkan jalanan di seputar Alun-Alun POnorogo dan
JL Diponegoro, TNI jalanan seputar Perempatan Tonatan dan Ngepos, serta
anggota Polri di jalanan seputar Pasar Songgolangit.
Mereka
membersihkan dengan cara menyusuk pasir menggunakan kayu karena sudah
padat. Pembersihan hanya dilakukan secara manual tanpa menggunakan alat
berat.
Kapolres Ponorogo, AKBP Iwan Kurniawan di sela-sela
pembersihan abu vulkanik mengatakan jika pihaknya mendapatkan himbaun
dari Bupati Ponorogo untuk membawa anggotanya turun membersihkan sisa
abu vulkanik dampak letusan Gunung Kelud. Menurutnya, meski Bupati
Ponorogo meminta mensiagakan 100 anggotanya, akan tetapi dalam
prakteknya pihaknya menerjunkan sebanyak 350 anggota Polri.
"Permintaannya
hanya 100 anggota tetapi yang turun sebanyak 350 anggota. Karena untuk
membersihkan abu vulkanik yang sangat membahayakan kesehatan warga dan
pengguna jalan ini tidak bisa hanya mengandalkan air hujan. Pasir sudah
lengket sehingga harus disisir," terangnya kepada Surya, Senin
(17/2/2013).
Selain itu, mantan Kapolres Mojokerto ini
mengungkapkan pihaknya dan anggotanya akan terus melakukan pembersihan
selama masih diminta Bupati Ponorogo sampai pembersihan itu bersih total
dari jalan protokol di Kota Ponorogo.
"Kami tunggu sampai kapan
himbaun Bupati Ponorogo itu dilaksanakan. Kalau besok tidak diminta maka
kami akan membersihkan lingkungan Polres Ponorogo dan sepanjang JL
Bayangkara," ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Pemkab Ponorogo, Siswanto menguraikan ada sebanyak 500 petugas
gabungan yang diterjunkan untuk melaksanakan pembersihan massal abu
vulkanik Gunung Kelud itu. Mereka terdiri dari anggota Polri, TNI, PNS
Pemkab Ponorogo, dan dibantu para relawan dan anggota Tagana.
"Hari
ini kami pusatkan di perempatan Pasar Legi, Alun-Alun, Ngepos, Tonatan
dan Bundaran. Sedangkan untuk besok akan difokuskan di Pasar
Songgolangit ke barat atau Jl Urip Sumoharjo hingga jalan di depan
Kantor Pemkab Ponorogo," jelasnya.
Sementara Wakil Bupati
Ponorogo, Yuni Widyaningsih mengakui pembersihan lamban. Alasannya,
gerakan pembersihan sisa abu vulkanik Gunung Kelud harus dilakukan
secara bertahap. Apalagi, semua warga Ponorogo terdampak hujan abu
vulkanik. Oleh karenanya, semua warga Ponorogo membersihkan
lingkungannya masing-masing.
Baru hari ini setelah lingkungan
bersih, warga bisa diajak bersama-sama membersihkan sejumlah ruas jalan
protokol. Apalagi, abu vulkanik yang masih menyelimuti jalan protokol
tersebut tidak bisa dibersihkan dengan mengandalkan air hujan. Akan
tetapi, dibutuhkan pengerukan massal.
"Memang kemarin yang
diprioritaskan masing-masing warga di rumahnya sendiri-sendiri. Karena
itu lebih penting untuk menjaga keluarga. Baru hari ini bisa dilakukan
secara bersama-sama antara PNS, Polri, TNI, relawan, dan anak-anak
sekolah termasuk Pramuka menyisir abu vulkanik di sejumlah jalan
protokol. Abu akan diangkut ke lokasi pembuangan. Tetapi, sisa abu
vulkanik hari ini diminta Kodim Ponorogo untuk menimbun lokasi yang
masih rendah," pungkas perempuan yang akrab dipanggil Ida ini.