Pesan Kapolri dan Panglima TNI Untuk 22 Juli Nanti

19:37

Foto: Pesan Kapolri dan Panglima TNI untuk 22 Juli Nanti

www.mascipol.org - Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Sutarman dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan akan mengamankan proses pengumuman KPU pada 22 Juli mendatang. Dua jenderal ini juga meminta dua kubu capres-cawapres tidak mengerahkan massa.

Sutarman memaparkan, pihaknya telah menyiapkan lebih dari 22.500 personel Polri untuk menjaga pengumuman yang akan dilakukan KPU. "Dari TNI ada 23.450 orang. Sementara pasukan yang stand by ada lebih dari 35.000 personil," kata Sutarman saat konferensi pers di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2014).

Sutarman mengatakan pihaknya menyiapkan pengamanan di empat lapisan. Lapisan pertama adalah di dalam ruangan KPU ,polisi berpakaian preman supaya tidak menganggu kelancaran acara. Pengamanan ini bertujuan menjaga situasi kondusif apabila ada perselisihan antara kedua kubu capres-cawapres.

Lapisan kedua adalah di luar gedung serta di halaman KPU. Di lapisan ini disiapkan water cannon. Lapisan ketiga, yaitu di jalan raya. Pengamanan ini dimaksudkan untuk mengamankan situasi apabila ada massa pendukung capres-cawapres yang datang.

Sementara itu, lapisan keempat berada di lingkaran yang lebih jauh, yaitu di sepanjang jalan yang dapat diakses ke KPU. "Kami akan melakukan apel pukul 08.00 WIB pada 22 Juli nanti kepada seluruh pasukan cadangan. Ada dari Kostrad, Kopassus serta marinir. Akan kami perbantukan ke Kapolri apabila memang diperlukan," ujar Moeldoko.

Sutarman dan Moeldoko mempersilakan masyarakat untuk mengikuti serta memonitor seluruh proses KPU, tetapi tidak perlu sampai memprovokasi, lewat media apapun. "Kepada semua pendukung tidak perlu mengerahkan massa ke KPU. Siapapun yang terpilih mari didukung," kata Sutarman.

Moeldoko juga berjanji akan memberikan kekuatan penuh kepada kepolisian. "Saya mengimbau masyarakat beraktivitas seperti biasa, tidak perlu takut. Jangan ada pengerahan massa ke KPU," ujar Moeldoko kepada detikcom

Meski begitu, Sutarman mengatakan daerah yang berpotensi rawan adalah Jakarta. "Sementara itu, untuk di daerah-daerah semoga tidak terjadi. Kalau satu daerah mulai (rusuh), biasanya menular ke daerah lainnya," ujar Sutarman mengakhiri pembicaraan.

Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Sutarman dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan akan mengamankan proses pengumuman KPU pada 22 Juli mendatang. Dua jenderal ini juga meminta dua kubu capres-cawapres tidak mengerahkan massa.

Sutarman memaparkan, pihaknya telah menyiapkan lebih dari 22.500 personel Polri untuk menjaga pengumuman yang akan dilakukan KPU. "Dari TNI ada 23.450 orang. Sementara pasukan yang stand by ada lebih dari 35.000 personil," kata Sutarman saat konferensi pers di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2014).

Sutarman mengatakan pihaknya menyiapkan pengamanan di empat lapisan. Lapisan pertama adalah di dalam ruangan KPU ,polisi berpakaian preman supaya tidak menganggu kelancaran acara. Pengamanan ini bertujuan menjaga situasi kondusif apabila ada perselisihan antara kedua kubu capres-cawapres.

Lapisan kedua adalah di luar gedung serta di halaman KPU. Di lapisan ini disiapkan water cannon. Lapisan ketiga, yaitu di jalan raya. Pengamanan ini dimaksudkan untuk mengamankan situasi apabila ada massa pendukung capres-cawapres yang datang.

Sementara itu, lapisan keempat berada di lingkaran yang lebih jauh, yaitu di sepanjang jalan yang dapat diakses ke KPU. "Kami akan melakukan apel pukul 08.00 WIB pada 22 Juli nanti kepada seluruh pasukan cadangan. Ada dari Kostrad, Kopassus serta marinir. Akan kami perbantukan ke Kapolri apabila memang diperlukan," ujar Moeldoko.

Sutarman dan Moeldoko mempersilakan masyarakat untuk mengikuti serta memonitor seluruh proses KPU, tetapi tidak perlu sampai memprovokasi, lewat media apapun. "Kepada semua pendukung tidak perlu mengerahkan massa ke KPU. Siapapun yang terpilih mari didukung," kata Sutarman.

Moeldoko juga berjanji akan memberikan kekuatan penuh kepada kepolisian. "Saya mengimbau masyarakat beraktivitas seperti biasa, tidak perlu takut. Jangan ada pengerahan massa ke KPU," ujar Moeldoko kepada detikcom

Meski begitu, Sutarman mengatakan daerah yang berpotensi rawan adalah Jakarta. "Sementara itu, untuk di daerah-daerah semoga tidak terjadi. Kalau satu daerah mulai (rusuh), biasanya menular ke daerah lainnya," ujar Sutarman mengakhiri pembicaraan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »