Kisah Kapolres Cimahi: Menaklukkan Ganasnya Samudra Di Tengah Bulan Puasa

14:52

NTMCPOLRI - Banyak pengalaman menarik saat bulan Ramadan yang dialami Kapolres Cimahi, AKBP Dedy Kusuma Bakti terutama saat bertugas sebagai perwira polisi. Salah satunya, ketika ada peristiwa besar skala internasional yakni tenggelamnya kapal pengangkut imigran gelap di perairan sekitar Jayanti, Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur pada 2013 yang bertepatan dengan bulan puasa.
Saat itu, Dedy masih menjabat Kapolres Cianjur. Kapal tersebut mengangkut ratusan imigran gelap, yang berasal dari Timur Tengah dan puluhan orang tewas dalam musibah tersebut.
Dedy memimpin langsung proses evakuasi penyelamatan para korban. Meski saat itu kendala alam yang sempat mempesulit evakuasi, karena ganasnya laut selatan, serta kondisi fisik ketika berpuasa, namun Dedy dan anggotanya tetap semangat menjalankan tugas sebagai anggota polisi, sekaligus menunaikan rukun Islam yang keempat.
"Alhamdulillah, semangat anggota luar biasa, walaupun dihadapkan pada kendala alam yang sulit, karena ganasnya laut selatan, serta kondisi fisik ketika berpuasa, berkat pertolongan Allah SWT jumlah yang berhasil diselamatkan atau dievakuasi mencapai 90 persen, 10 persen diantaranya meninggal dunia," ujar Dedy, Senin (6/7/2015).
Cari tajil
Saat itu, karena lokasi evakuasi atau perairan memang bukan merupakan daerah perkotaan, tentunya pada saat tiba waktu maghrib atau buka puasa, Dedy sempat kesulitan menjari tajil. Sehingga pria kelahiran Pasuruan 20 Oktober 1974 ini, membatalkan puasa hanya dengan air mineral dalam kemasan.
"Namun karena semangat, saya melihat tidak ada keluhan dari anggota sedikit pun. Sekalipun mereka kelelahan dan senantiasa dihadapkan pada ketegangan yang luar biasa, karena harus terjun langsung ke Samudera Selatan yang sangat berbahaya, mereka tetap melaksanakan tugasnya dengan semangat dan senantiasa bergembira," katanya.
Saa itu kondisi Samudera tengah ganas, sehingga tidak ada nelayan yang melaut karena ombak yang tinggi dan ketidakadaan ikan karena cuaca serta arus laut yang ganas. Dedy dan anggota pun, membatalkan puasa hanya dengan minum air minerl saja. Dan kondisi itu berlangsung selama seminggu hingga pencarian evakuasi korban selesai.
"Para nelayan juga kita mintai tolong untuk ikut bersama kita melakukan SAR. Jadi pas waktu buka, ada air mineral saja. Ketika sudah agak gelap, pencarian kita hentikan, nah baru kita bergeser ke kota kecamatan untuk makan," katanya.
Pria yang berpostur tubuh 178 cm ini, mengkau sering terharu jika mengingat perisiwa tersebut. Telebih ketika ia harus melihat korban anak-anak yang tenggelam di laut. Seluruh proses evakuasi yang mnegharukan itu berlangsung selama seminggu.
"Bertugas di bulan puasa itu malah asyik. Karena waktu akan sangat tidak terasa berjalan dengan sangat cepat. Selain itu, tentunya niatan kita ketika bertugas pastinya akan lebih termurnikan," ujar Dedy.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »