Kapolri Resmikan Museum Polrestabes Surabaya

16:09
NTMCPOLRI - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Badrodin Haiti akan meresmikan museum milik Polrestabes Surabaya yang berisi koleksi sejarah Kepolisian sejak zaman Belanda – Jepang, Sabtu (10-10-2015) malam ini. Lokasi museum berada di dalam bangunan utama Mapolrestabes Surabaya.



Kapolrestabes Surabaya, Kombes Yan Fitri Halimansya mengatakan, koleksi museum pada zaman Belanda dan Jepang di antaranya  peralatan identifikasi, senjata laras pajang dan pendek, peralatan kantor mesin ketik, kamera, brankas,  alat pembesar sidik jari, seragam polisi, meriam dan sepeda pancal.

Selain koleksi itu, museum juga dilengkapi dengan baju seragam mantan Kapolri Jenderal Suroyo Bimantoro dan mantan Kapolri Jenderal Sutarman. Kedua mantan Kapolri ini pernah dinas di Polrestabes Surabaya.

Dulu, nama Polrestabes Surabaya bernama Hoofdbureau  berubah menjadi Komtabes lanjut bernama Polwiltates dan hingga sekarang Polrestabes Surabaya.  Sementara untuk lebih semarak diacara peresmian museum, maka juga ada hiburan campursari.

Di sisi lain, museum Polrestabes Surabaya menambah pelayanan polisi kepada masyarakat. Tugas utama Kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, namun pelayanan itu diikuti pula dengan pelayanan terkait pengetahuan sejarah Kepolisian.

Hal ini bisa diwujudkan dengan memberikan kesempatan masyarakat melihat benda sejarah milik Kepolisan dari zaman ke zaman.

Menempati gedung cagar budaya sebagai kantor Kepolisian, Polrestabes Surabaya memanfaatkannya untuk Museum Sejarah.

Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, AKP Lily Djafar menambahkan, ide mejadikan museum datang dari Kapolrestabes Kombes Yan Fitri Halimansyah.

“Karena Pak Yan lihat, bahwa kami menempati gedung cagar budaya, kenapa gak sekalian ada museum di sini. Itu gagasan dari beliau (Yan Fitr),” katanya.

Sedang koleksi barang yang dipajang dalam galeri di museum itu merupakan barang bersejarah sekaligus saksi mati perjuangan kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Barang sejarah terdiri dari senjata, baju dinas, alat komunikasi, kamera, mesin ketik, serta benda-benda lainnya didapat dari polsek-polsek jajaran Polrestabes Surabaya.


Sedangkan untuk mengumpulkan koleksi koleksi di museum dibutuhkan waktu yang lama, apalagi koleksi benda bersejarah selalu dirawat pihak kepolisian. “Memang tidak semua koleksi kami pajang, kami pilih dulu mana yang memang bersejarah. Terutama pada benda-benda zaman dahulu, kaya lonceng yang dari tahun 1848, itu kan sebelum ada negara ini,” lanjutnya.

“Tentunya kami akan kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya agar museum ini bisa menjadi jujukan wisata menemani Museum Siola yang ada di tengah kota,” ujarnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »