Bandarlampung-Dinas Perhubungan Provinsi Lampung meningkatkan upaya penertiban travel gelap di daerah itu.
"Dalam satu bulan terakhir ada 15 unit travel gelap berbagai merek dikandangkan di Polresta Bandarlampung selama satu bulan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Ishak, di Bandarlampung, Sabtu.
Operasi penertiban itu dilakukan secara berkelanjutan di rute Terminal Rajabasa - Bakauheni dan Rajabasa - Padang Cermin.
"Hasilnya, banyak kendaraan pribadi tidak mengantongi izin, namun mengangkut penumpang dengan menggunakan tarif yang relatif terjangkau," katanya.
Pihaknya juga meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak menggunakan jasa travel gelap itu. Danuntuk mengantisipasi minat masyarakat yang memiliki kecenderungan menggunakan travel gelap, Ishak menyarankan pada perusahaan bus (PO) untuk meningkatkan pelayanannya.
"Kalau kendaraannya tidak laik pakai, segera diperbaiki. Jangan menunggu sampai bus penuh penumpang, baru bus diberangkatkan," kata dia.
Dengan demikian, tambahnya, masyarakat akan mengubah cara pandangnya ke arah yang positif terhadap angkutan resmi.
"Secara otomatis masyarakat tertanam kesadaran hukum dan menjadi subjek yang patuh hukum yang berlaku di Indonesia, jika cara pandang sudah berubah, sekalipun travel gelap menawarkan harga yang murah dengan fasilitas yang memadai, warga akan berpikir ulang untuk memakai jasa travel gelap tersebut," katanya.
"Dalam satu bulan terakhir ada 15 unit travel gelap berbagai merek dikandangkan di Polresta Bandarlampung selama satu bulan," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Ishak, di Bandarlampung, Sabtu.
Operasi penertiban itu dilakukan secara berkelanjutan di rute Terminal Rajabasa - Bakauheni dan Rajabasa - Padang Cermin.
"Hasilnya, banyak kendaraan pribadi tidak mengantongi izin, namun mengangkut penumpang dengan menggunakan tarif yang relatif terjangkau," katanya.
Pihaknya juga meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak menggunakan jasa travel gelap itu. Danuntuk mengantisipasi minat masyarakat yang memiliki kecenderungan menggunakan travel gelap, Ishak menyarankan pada perusahaan bus (PO) untuk meningkatkan pelayanannya.
"Kalau kendaraannya tidak laik pakai, segera diperbaiki. Jangan menunggu sampai bus penuh penumpang, baru bus diberangkatkan," kata dia.
Dengan demikian, tambahnya, masyarakat akan mengubah cara pandangnya ke arah yang positif terhadap angkutan resmi.
"Secara otomatis masyarakat tertanam kesadaran hukum dan menjadi subjek yang patuh hukum yang berlaku di Indonesia, jika cara pandang sudah berubah, sekalipun travel gelap menawarkan harga yang murah dengan fasilitas yang memadai, warga akan berpikir ulang untuk memakai jasa travel gelap tersebut," katanya.
Share this
