Kabut Asap di Barito Ganggu Rute Penerbangan

16:13
Muara Teweh-Kabut asap yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah kini berdampak serius terhadap penerbangan pesawat dari dan ke Bandara Beringin Muara Teweh.

"Dua maskapai penerbangan membatalkan rute dari dan ke Muara Teweh hari ini karena kabut asap," kata seorang petugas Bandara Beringin Muara Teweh, Asmady, Kamis.

Penerbangan yang batal itu adalah rute Muara Teweh-Palangka Raya yang dilayani maskapai Aviastar dan Pelita Air jurusan Muara Teweh-Balikpapan, Kalimantan Timur. Kedua maskapai itu membatalkan penerbangan karena jarak pandang 2.000 meter, sedangkan batas aman sesuai aturan yang doiberlakukan bagi kedua perusahaan itu sekitar 5.000 meter.

"Memang bandara saat ini tidak ditutup, namun keputusan untuk membatalkan penerbangan karena kabut asap itu kebijakan masing-masing maskapai," katanya.

Meski kedua maskapai itu membatalkan penerbangan, namun perusahaan penerbangan Susi Air yang melayani rute Muara Teweh-Balikpapan dan Muara Teweh-Banjarmasin, Kalimantan Selatan pulang pergi (PP) tetap mampu mendarat di Bandara Beringin Muara Teweh pada hari ini Kamis (13/9).

"Maskapai yang membatalkan penerbangan hari ini akan terbang besok, kita harapkan kabut asap berkurang sehingga penerbangan normal kembali," katanya.

Batalnya penerbangan pesawat Aviastar dan Pelita Air ini membuat sejumlah penumpang baik tujuan Balikpapan dan Palangka Raya kecewa karena sebagian besar para penumpang dari perusahaan tambang batu bara dan gas itu ada yang langsung berangkat tujuan Jakarta dan daerah lainnya.

"Rencananya sore ini saya berangkat ke Jakarta melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, namun karena penerbangan Muara Teweh-Palangka Raya batal saya mengalami kerugian akibat tiket hangus," kata seorang calon penumpang Aviastar, Fantry Sudianto.

Penumpang Pelita Air yang merupakan pesawat carteran perusahaan gas dan minyak Barito Utara yang melayani angkutan karyawan tiga kali dalam sepekan itu juga menunda keberangkatannya dan sebagian lagi kembali ke tempat kerja.

Kepala Kantor Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah IV Muara Teweh, Yusuf Trismanto mengatakan, kabut asap melanda kawasan pedalaman Barito ini akibat pembakaran lahan guna pembukaan lahan oleh masyarakat.

Hasil patroli rutin (graund check) petugas KSDA wilayah IV Muara Teweh yang membawahi empat kabupaten selain Barito Utara juga Barito Selatan, Barito Timur dan Murung Raya kawasan yang terbakar berasal dari lahan milik masyarakat, sedangkan areal perkebunan milik perusahaan dan kawasan konservasi tidak ditemukan.

"Jadi titik api (hotspot) itu untuk sementara berasal dari lahan milik warga, sedangkan kawasan perkebunan dan konservasi masih aman," katanya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »