Kulon Progo - Pembangunan underpass kereta api di Polodadi, Kulur, Temon, Kulonprogo disinyalir menjadi penyebab keringnya belasan sumur warga. Selama ini, warga di dusun itu tidak pernah mendapati sumur mereka kering meskipun kemarau berkepanjangan.
Namun kali ini, dengan adanya pembangunan itu, sumur warga kering. Warga harus mendatangkan air bersih dengan tangki untuk memenuhi kebutuhan akan air bagi keluarga.
"Sudah satu bulan ini tanda-tanda sumur mengering sudah terlihat, yaitu sejak adanya penggalian untuk pembangunan underpass," kata Sutarno, kepala Dukuh Polodadi.
Menurut dia, warga resah karena selama ini sumur tidak pernah kering meskupun musim kemarau panjang. Debit air sumur yang berkurang sejak sebulan lalu itulah yang menjadi masalah hingga terjadi kekeringan sumur.
Sejak kecil, kepala dukuh yang umurnya sudah lebih dari 60 tahun itu tidak pernah mendapati sumur di dusunnya kering. Sehingga meskipun underpass yang dibangun dengan cara mengeruk tanah jaraknya sekitar 100 meter dari pemukiman warga bisa jadi penyebab kekeringan. "Kami yakin kekeringan sumur warga akibat dari pembangunan underpass," ia menegaskan.
Proyek pembangunan underpass dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu dikerjakan oleh PT Nata Putra Yogyakarta. Salah satu staf pelaksana proyek Ariyono Adi, pihaknya saat ini sedang melakukan penggalian kolam di sekitar underpass.
Kedalaman kolam melebihi dan berada di bawah kedalaman sumur-sumur milik warga. Dimungkinkan, air tanah ikut tersedot ke lubang galian yang dalamnya lebih dari 9 meter. "Permasalahan ini sudah kami rapatkan dengan warga," kata dia.
Pihak pembangun undepass sudah memberi solusi. Salah satunya memberikan bantuan air bersih kepada warga untuk kebutuhan sehari hari bagi warga di selatan rel. Sedangkan di sisi utara rel, telah dibuatkan sumur artetis yang airnya disalurkan kepada warga disekitar lokasi proyek.