Watampone - Puluhan warga Dusun Lappacenrana, Desa Bulo Allapporenge, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggelar aksi unjuk rasa dengan memblokir jalan poros Makassar-Bone, Kamis (13/9/2012) siang. Aksi yang sempat berlangsung ricuh ini kebanyakan terdiri dari ibu rumah tangga.
Aksi warga ini terkait perbaikan jalan poros Makassar-Bone sepanjang 500 meter di Kecamatan Bengo yang terkesan lamban dan berdebu. Lambannya pembangunan ini menyababkan rumah warga berdebu dan tampak kotor. Tidak hanya itu, warga terpaksa menutup warung makan mereka karena debu yang tiap hari beterbangan dan menutupi rumah sepanjang jalan.
"Kita sudah jenuh dengan debu. Pihak pekerja proyek juga sudah kita beri tahu tapi alasannya banyak sekali, alat rusaklah, inilah, itulah, banyak sekali alasannya," ungkap H Rahmawati, salah satu warga yang ikut berunjuk rasa.
Ia juga menjelaskan bahwa warga kecewa dengan perbaikan jalan tersebut karena meski kerap ditegur, pekerja proyek tidak juga mencarikan solusi untuk mengurangi debu ataupun mempercepat pekerjaan tersebut. Rahmawati menambahkan, debu pekerjaan jalan poros itu menyebabkan sejumlah warung milik warga sekitar kotor sehingga pelanggan enggan jajan di warung mereka.
Sementara itu, Pelaksanan Lapangan PT Usaha Subur, Sapri membantah pihaknya memperlambat pekerjaan tersebut. Pasalnya, alat berat yang digunakan dalam pekerjaan itu rusah dan masih dalam perbaikan sehingga pekerjaan dihentikan sementara. Perbaikan alat berat itupun tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Kami juga mau cepat selesaikan pekerjaan ini namun alat rusak sehingga kami masih menunggu alat," jelasnya.
Aksi warga berlangsung dengan memblokir jalan poros Makassar-Bone. Warga membentangkan sebatang bambu dan kursi di tengah jalan hingga pengguna jalan tidak dapat melintas di jalan tersebut.
Sempat terjadi keributan antara pengguna jalan dengan pengunjuk rasa lantaran sebuah mobil truk menerobos blokiran warga hingga salah satu pengunjuk rasa memukul sopir truk itu.
Pihak Kepolisian yang mengawal aksi warga ini kemudian melerai warga sehingga keributan tidak berlangsung lama. Warga kemudian memberikan jalan kepada pengendara setelah pihak pengelola dan kepolisian memberikan penjelasan kepada warga.
Sumber: KKI