 |
Jakarta - Banyak cara dilakukan untuk mengantisipasi banjir di Ibu Kota, yang diperkirakan terjadi akhir tahun 2012 atau awal tahun 2013. Tindakan paling menonjol adalah membuat jaringan drainase baru, memperbaiki jaringan selokan yang rusak, menggali sampah selokan hingga seolah baru kembali.
Sebagian penduduk DKI Jakarta yang menyadari bahaya banjir, berinisiatif membersihkan sendiri sampah selokan.
Ini di antaranya tampak di Jalan Swadrama, Kebayoran Lama, kawasan Kemayoran, kawasan Cideng, kawasan di sekitar Ancol, sebagian wilayah Sunter, Jalan Raya Joglo, dan di Jalan Pos Pengumben, Jakarta Barat. Inisiatif sendiri dilakukan karena menyadari Pemprov DKI tidak mungkin bekerja sendirian membersihkan sampah selokan.
Di Perumahan Permata Mediterania, Jalan Pos Pengumben misalnya, warga bersama pengembang Grup Agung Podomoro menggali selokan hingga ke dasar selokan. Semua gorong-gorong di perumahan seluas 25 hektar itu dibersihkan hingga air mengalir lancar.
Warga yang tidak terlibat, menyediakan kopi, teh panas dan makanan untuk para pekerja. Pekerjaan baru berjalan sepekan, sudah terkumpul 520 karung sampah selokan. Aktivitas ini diperkirakan baru akan tuntas pada minggu ketiga Oktober.
Jika aktivitas semacam ini dilakukan serentak oleh warga DKI Jakarta, bahaya banjir akan tereduksi ke titik rendah. Warga bisa tidur dengan tenang, lalu lintas tidak dirusuhi banjir.
Sebagian penduduk DKI Jakarta yang menyadari bahaya banjir, berinisiatif membersihkan sendiri sampah selokan.
Ini di antaranya tampak di Jalan Swadrama, Kebayoran Lama, kawasan Kemayoran, kawasan Cideng, kawasan di sekitar Ancol, sebagian wilayah Sunter, Jalan Raya Joglo, dan di Jalan Pos Pengumben, Jakarta Barat. Inisiatif sendiri dilakukan karena menyadari Pemprov DKI tidak mungkin bekerja sendirian membersihkan sampah selokan.
Di Perumahan Permata Mediterania, Jalan Pos Pengumben misalnya, warga bersama pengembang Grup Agung Podomoro menggali selokan hingga ke dasar selokan. Semua gorong-gorong di perumahan seluas 25 hektar itu dibersihkan hingga air mengalir lancar.
Warga yang tidak terlibat, menyediakan kopi, teh panas dan makanan untuk para pekerja. Pekerjaan baru berjalan sepekan, sudah terkumpul 520 karung sampah selokan. Aktivitas ini diperkirakan baru akan tuntas pada minggu ketiga Oktober.
Jika aktivitas semacam ini dilakukan serentak oleh warga DKI Jakarta, bahaya banjir akan tereduksi ke titik rendah. Warga bisa tidur dengan tenang, lalu lintas tidak dirusuhi banjir.
Sumber: Kompas