Jakarta - Banyaknya pohon tumbang di Jakarta yang menyebabkan kemacetan Ibu Kota dan membahayakan masyarakat, membuat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo angkat bicara. Jokowi mengatakan telah memerintahkan pihak Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk menebang pohon-pohon besar yang sudah tua dan keropos.
"Saya perintahkan langsung untuk pohon-pohon yang besar yang terlalu rimbun untuk dikurangi. Sudah langsung dikurangi kerimbunannya. Tapi kalau memang pohonnya sudah tua, ada lubang-lubangnya yang kemungkinan robohnya besar ya sudah dirobohkan," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Jumat (11/1/2013).
Angin kencang yang terjadi pada Kamis (10/1/2013) pukul 14.30-15.30 WIB di wilayah Jakarta telah menyebabkan puluhan pohon tumbang. Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), angin kencang itu mengakibatkan 81 pohon tumbang, 3 rumah rusak, 5 papan reklame roboh, 1 atap jembatan penyeberangan, dan 9 mobil rusak tertimpa pohon tumbang. Oleh karena itu, siang tadi Jokowi berencana untuk mengelilingi Jakarta untuk memantau pohon tumbang. Jokowi hanya berkeliling, tidak turun dari mobil dinasnya.
"Ya tadi muter-muter saja. Sudah mengecek dan diperintahkan," ujarnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dampak angin kencang terparah terjadi di wilayah Jakarta Barat yang meliputi 55 pohon, 5 papan reklame, 3 rumah rusak, dan 4 mobil rusak yang tersebar di Kecamatan Kebon Jeruk, Grogol, Tambora, Tamansari, Cengkareng, Palmerah, Kalideres, dan Kembanga. Sedangkan kerusakan di Jakarta Pusat meliputi 10 pohon dan 5 mobil yang terjadi di Kecamatan Sawah Besar dan Gambir. Di Jakarta Utara terdapat 6 pohon tumbang, di Jakarta Selatan 4 pohon, dan di Jakarta Timur 6 pohon.
"BPBD DKI Jakarta dan dinas terkait bersama masyarakat telah melakukan pembersihan pohon tumbang tersebut," kata Sutopo.
Menurut BMKG, potensi angin kencang masih berpotensi hingga dua hari ke depan. Hal ini dipengaruhi oleh siklon tropis Narella, yang terjadi di Samudera Hindia. Meskipun posisinya makin ke selatan dan menjauhi wilayah Indonesia, dampaknya masih berpengaruh terhadap timbulnya angin kencang, hujan deras, dan gelombang tinggi.
"Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Ketika terjadi angin dingin dan cukup kencang usahakan tidak berada di sekitar pohon, papan reklame, atau atap bangunan yang kurang kuat. Berlindunglah di dalam bangunan yang kokoh," ujar Sutopo.
"Saya perintahkan langsung untuk pohon-pohon yang besar yang terlalu rimbun untuk dikurangi. Sudah langsung dikurangi kerimbunannya. Tapi kalau memang pohonnya sudah tua, ada lubang-lubangnya yang kemungkinan robohnya besar ya sudah dirobohkan," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Jumat (11/1/2013).
Angin kencang yang terjadi pada Kamis (10/1/2013) pukul 14.30-15.30 WIB di wilayah Jakarta telah menyebabkan puluhan pohon tumbang. Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), angin kencang itu mengakibatkan 81 pohon tumbang, 3 rumah rusak, 5 papan reklame roboh, 1 atap jembatan penyeberangan, dan 9 mobil rusak tertimpa pohon tumbang. Oleh karena itu, siang tadi Jokowi berencana untuk mengelilingi Jakarta untuk memantau pohon tumbang. Jokowi hanya berkeliling, tidak turun dari mobil dinasnya.
"Ya tadi muter-muter saja. Sudah mengecek dan diperintahkan," ujarnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dampak angin kencang terparah terjadi di wilayah Jakarta Barat yang meliputi 55 pohon, 5 papan reklame, 3 rumah rusak, dan 4 mobil rusak yang tersebar di Kecamatan Kebon Jeruk, Grogol, Tambora, Tamansari, Cengkareng, Palmerah, Kalideres, dan Kembanga. Sedangkan kerusakan di Jakarta Pusat meliputi 10 pohon dan 5 mobil yang terjadi di Kecamatan Sawah Besar dan Gambir. Di Jakarta Utara terdapat 6 pohon tumbang, di Jakarta Selatan 4 pohon, dan di Jakarta Timur 6 pohon.
"BPBD DKI Jakarta dan dinas terkait bersama masyarakat telah melakukan pembersihan pohon tumbang tersebut," kata Sutopo.
Menurut BMKG, potensi angin kencang masih berpotensi hingga dua hari ke depan. Hal ini dipengaruhi oleh siklon tropis Narella, yang terjadi di Samudera Hindia. Meskipun posisinya makin ke selatan dan menjauhi wilayah Indonesia, dampaknya masih berpengaruh terhadap timbulnya angin kencang, hujan deras, dan gelombang tinggi.
"Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Ketika terjadi angin dingin dan cukup kencang usahakan tidak berada di sekitar pohon, papan reklame, atau atap bangunan yang kurang kuat. Berlindunglah di dalam bangunan yang kokoh," ujar Sutopo.