700 KM Jalan di Cianjur Kondisinya Rusak

16:10

 
Dana perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan di Kabupaten Cianjur tahun 2013 hanya dianggarkan sekitar Rp70 miliar dari APBD kabupaten. Padahal, hingga kini ruas jalan rusak di Kabupaten Cianjur mencapai 60% atau sekitar 700 kilometer dari total panjang jalan 1.290,347 kilometer.

Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Cianjur, Atte Adha Kusdinan mengatakan, idealnya, untuk memperbaiki sisa panjang jalan rusak di Kabupaten Cianjur membutuhkan dana setidaknya sebesar Rp200 miliar lebih. Namun untuk tahun ini hanya teranggarkan sekitar Rp70 miliar termasuk di dalamnya dana pemeliharaan sebesar Rp6 miliar.

"Jalan berstatus mantap atau bagus di Kabupaten Cianjur hanya sekitar 40% dari total panjang jalan 1.290,347 kilometer. Sisanya sekitar 60% berstatus rusak dengan beragam kategori, seperti rusak berat, sedang, dan ringan. Idealnya memang dibutuhkan dana sekitar Rp200 miliar agar semua jalan di Kabupaten Cianjur berstatus bagus," kata Atte saat dihubungi , Minggu (17/2/2013).

Meskipun dibilang minim anggaran, Atte optimistis upaya perbaikan dan pemeliharaan jalan di Kabupaten Cianjur secara bertahap bisa berhasil maksimal. Namun hal itu tentunya harus diimbangi juga dengan kesadaran masyarakat ikut bersama-sama memelihara kondisi jalan.

"Idealnya, dana untuk 1 kilometer jalan itu sebesar Rp1 miliar. Tapi karena anggaran terbatas, perbaikan kerusakan jalan kita kedepankan skala prioritas. Jika melihat anggaran yang hanya sebesar Rp70 miliar, perbaikan jalan paling hanya bisa dialokasikan sekitar 70 kilometer dengan asumsi 1 kilometer sebesar Rp1 miliar," terangnya.

Secara logika, upaya perbaikan setiap tahun tentunya pada tahun berikutnya akan semakin berkurang kondisi jalan rusak. Namun berbicara konteks jalan rusak bukan hitung-hitungan matematis. Artinya, ruas jalan yang tahun ini dikategorikan masih bagus, tidak menutup kemungkinan tahun depan akan mengalami kerusakan. Terlebih, di beberapa ruas jalan keberadaan drainase tidak berfungsi baik, sehingga air kerap meluap ke jalan yang menyebabkan kondisi jalan cepat rusak.

"Termasuk juga kerusakan jalan di lokasi-lokasi galian C. Percuma juga kita perbaiki, jika masih ada aktivitas penambangan yang setiap harinya mengangkut hasil tambang hingga mengakibatkan jalan cepat rusak. Harusnya pengusaha galian dibebani dengan terjadinya kerusakan jalan," tegas Atte.

Atte mengaku, selama ini tidak pernah ada bentuk kepedulian dari para pengusaha galian C ikut memikirkan kerusakan jalan. Padahal, kerusakan jalan, faktor utamanya disebabkan intensitas pengangkutan pasir menggunakan truk yang dinilai melebihi kapasitas.

"Ada kelas-kelas jalan yang mengatur kekuatan kapasitas kendaraan. Dari hasil pemantauan kami di lapangan, kelas jalan yang biasa dilintasi truk pengangkut penambangan pasir itu kalau tidak salah semestinya hanya 6 ton, tapi kenyataannya bisa mencapai 10 ton," tuturnya.

Atte menyebutkan, kekuatan kondisi jalan menggunakan aspal diprediksi bisa memiliki durasi selama 5 tahun. Sedangkan jika dibeton bisa mencapai 20 tahun. Namun kekuatan kondisinya tidak akan berjalan selama itu, ketika tidak ditunjang faktor lainnya.

"Misalnya saja karena sering dilintasi kendaraan yang over muatan seperti di lokasi-lokasi galian C. Kita pernah memperbaiki jalan di dekat lokasi galian C dengan cara diaspal. Boro-boro kuat 5 tahun, kekuatan jalan hanya mampu bertahan 3 bulan. Belum lagi berkaitan drainase yang bisa merusak jalan. Perbaikan drainase itu sebetulnya tidak populis, tapi dampaknya bisa merusak jalan. Makanya kita juga sedikit demi sedikit perbaiki drainase yang ada. Kita lakukan perbaikan secara lintas sektoral dengan instansi lainnya," pungkasnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »