Surabaya - Data Kasatlantas Polrestabes Surabaya,
tercatat untuk kejadian kecelakaan lalu lintas yang melibatkan khusus
pelajar pada Januari hingga Oktober 2013 mencapai 89 kejadian.
Dari jumlah kejadian tersebut, dengan korban meninggal dunia 25 jiwa, luka berat 43 orang, luka ringan 73 orang, dan kerugian materil mencapai Rp 47 juta.
Sementara untuk bulan Oktober hingga Mei 2014 ini telah tercatat sebanyak 41 kejadian laka lantas, dengan korban meninggal 5 orang pelajar, luka berat 14 orang, luka ringan 40 orang, dan kerugian materil Rp 21 juta.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sutija Junianta mengatakan, untuk menekan terjadinya laka lantas di kalangan pelajar, pihaknya telah melakukan program untuk terus mengajak pihak sekolah dan para guru serta siswa, guna diberikan sosialisasi dan transformasi terkait dengan budaya tertib lalu lintas.
Hal itu, jelasnya, dilakukan agar pelajar yang menjadi korban laka lantas dapat berkurang, khususnya yang terjadi di wilayah Surabaya.
"Sebelum program diberlakukan, jumlah pelajar yang meninggal dunia akibat laka lantas rata-rata tiga orang setiap bulan. Namun sekarang sudah jauh menurun, dimana selama enam bulan ini hanya lima kejadian yang meninggal," sebut Kapolrestabes.
Selain melakukan sosialisasi dan transformasi, Polrestabes juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Surabaya, untuk secara berkelanjutan memberikan pembelajaran dan juga pencerahan terhadap para siswam, agar selalu tertib berlalu lintas.
Polrestabes juga melakukan razia di pagi hari maupun saat pulang sekolah, dengan tujuan untuk menindak para pelajar yang tidak taat lalu lintas seperti tidak memiliki SIM ataupun tidak memakai helm.
Dari jumlah kejadian tersebut, dengan korban meninggal dunia 25 jiwa, luka berat 43 orang, luka ringan 73 orang, dan kerugian materil mencapai Rp 47 juta.
Sementara untuk bulan Oktober hingga Mei 2014 ini telah tercatat sebanyak 41 kejadian laka lantas, dengan korban meninggal 5 orang pelajar, luka berat 14 orang, luka ringan 40 orang, dan kerugian materil Rp 21 juta.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sutija Junianta mengatakan, untuk menekan terjadinya laka lantas di kalangan pelajar, pihaknya telah melakukan program untuk terus mengajak pihak sekolah dan para guru serta siswa, guna diberikan sosialisasi dan transformasi terkait dengan budaya tertib lalu lintas.
Hal itu, jelasnya, dilakukan agar pelajar yang menjadi korban laka lantas dapat berkurang, khususnya yang terjadi di wilayah Surabaya.
"Sebelum program diberlakukan, jumlah pelajar yang meninggal dunia akibat laka lantas rata-rata tiga orang setiap bulan. Namun sekarang sudah jauh menurun, dimana selama enam bulan ini hanya lima kejadian yang meninggal," sebut Kapolrestabes.
Selain melakukan sosialisasi dan transformasi, Polrestabes juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Surabaya, untuk secara berkelanjutan memberikan pembelajaran dan juga pencerahan terhadap para siswam, agar selalu tertib berlalu lintas.
Polrestabes juga melakukan razia di pagi hari maupun saat pulang sekolah, dengan tujuan untuk menindak para pelajar yang tidak taat lalu lintas seperti tidak memiliki SIM ataupun tidak memakai helm.