Polri Ungkap Jaringan Perdagangan Orang di NTT

12:03
 Direktorat Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Mabes Polri membongkar kasus praktik tindak pidana perdangan orang di Nusa Tenggara Timur (NTT).(toga)
NTMC POLRI - Bareskrim membongkar sindikat perdagangan orang dari NTT ke Luar Negeri. Salah satu korbannya adalah Yufrinda Selan, tenaga kerja wanita yang tewas gantung diri di Malaysia.

Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengatakan kejadian berawal dari penyelidikan Polri dimulai dari perintah langsung Presiden Joko Widodo kepada Tito untuk menyelidiki kasus Yufrinda. “Akhirnya dalam dua minggu jaringan perdagangan orang di NTT dapat diungkap oleh Bareskrim,” ujar Tito dalam jumpa pers di Mabes Polri, Kamis (18/8/2016).

Sebannyak 14 orang telah ditetapkan tersangka dalam kasus ini. Mereka berasal dari NTT, Riau, Semarang, Surabaya, dan Medan. Komplotan ini memberangkatkan korban ke luar negeri dengan paspor palsu. Karena itu, selain melanggar hukum dengan perdagangan orang, pelaku juga melanggar administrasi administrasi.

Tito menganggap pengungkapan kasus ini penting karena berkaitan dengan tingkat kemakmuran di NTT. “Jangan sampai dianggap masalah ini masalah kecil. Ini masalah mendasar bagi kita soal perdagangan WNI ke luar karena jumlahnya banyak sekali,” kata Tito.Tak semua tenaga kerja Indonesia diperlakukan layak di luar negeri. Salah satu contohnya yakni Yufrinda.

Tito mengatakan ada tekanan begitu tinggi dari atasannya membuat kondisi kejiwaannya juga tertekan. Yufrinda pun gantung diri dan tewas. Ketika dipulangkan ke Indonesia, muncul kecurigaan dari pihak keluarga bahwa Yufrinda jadi korban perdagangan orang karena banyak luka sayatan di tubuhnya.

“Tapi ternyata bukan ambil organ untuk diperjualbelikan, tapi bekas otopsi yang teknisnya beda dengan Indonesia,” kata Tito.

Mantan Kepala BNPT ini mengatakan, alasan klasik terjadinya kasus perdagangan orang karena faktor ekonomi. Ia menyebut tingkat kesejahteraan masyarakat di NTT lebih rendah dibandingkan wilayah lain.

Mereka pun jadi mudah diiming-imingi pekerjaan layak dengan gaji besar, namun ternyata hanya penipuan belaka. “Tantangannya bagaimana mempercepat peningkatan kemakmuran di NTT sehingga masyarakat tidak perlu berbondong ke negara luar,” kata Tito.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »