Tim Gegana yang dikerahkan turun memeriksa kotak yang diduga bom tersebut. Kedua benda kotak mencurigakan tersebut sempat membuat warga sekitar lokasi mendi resah dan takut.
Tak hanya itu, aksi sigap kepolisian pun langsung melarang warga dan awak media mendekat. Garis pengaman pun dipasang serta mengamankan masyarakat dan puluhan personel kepolisian sempat mengalihkan arus lalu lintas di Jalan Diponegoro dan Jalan Dr Wahidin dalam proses evakuasi tersebut.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim penjinak bom dari Gegana Brimobda Jawa Tengah mendapati isi dalam kotak tersebut hanya berupa selebaran kertas pamflet serta seekor bangkai binatang. Tim pun tak menemukan logam berbahaya dan bom pada kotak tersebut.
Adapun dalam kertas pamflet tersebut berisi tulisan ketikan “Aku orak bakal meneng nek bojoku durung dibalekno Arifin Calon Wakil Bupati (aku tidak akan diam sebelum suami atau istriku dikembalikan Arifin, bakal calon wakil bupati),” demikian tulisan pada selebaran tersebut.
Diketahui tulisan pada selebaran yang berada didalam kotak tersebut ditujukan pada Saiful Arifin yang kini tengah mencalonkan diri menjadi Wakil Bupati Pati. Hal ini bisa saja merupakan teror kampanye hitam sejumlah pihak yang tengah bersaing dalam Pilkada.
Beruntung di luar dugaan, isi dari kotak bom tersebut hanya berisi brosur kampanye hitam yang menyerang Bakal Calon Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin. Tetapi dalam hal ini Kepolisian Polres Pati melalui Wakapolres Pati Kompol Nyamin menyampaikan akan memburu pelaku penebar teror tersebut, terang Wakapolres Pati saat dikonfirmasi.
Tindak tegas kepolisian dalam hal ini akan melakukan perburuan pelaku, pasalnya kedua kotak itu sudah menebarkan rasa takut dan resah kepada masyarakat, tegas Kompol Nyamin.
Tim kepolisian telah menerjunkan tim penyelidikan dan pelacakan pelaku yang bermain-main dengan teror ini dengan mengecek kamera CCTV yang terpasang di depan rumah Sekda Pati.
“Kami memastikan tidak ada indikasi bermuatan logam yang menunjukkan bom. Setelah dibuka, isinya berupa selebaran bernuansa politis yang mendeskreditkan salah satu bakal calon. Ada bangkai binatang yang berbau busuk. Dugaan sementara, bangkai itu kepala anjing,” pungkas Kompol Nyamin.