Yogya - Kebijakan membebaskan Jalan Malioboro sebagai kawasan bebas kendaraan bermotor (car free day) setiap Minggu pagi akan disempurnakan oleh Pemkot Yogya.
Kali ini sejumlah pihak terkait, mulai dari Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Perhubungan, Komunitas Malioboro dan juga UPT Malioboro tengah konsen membahas kebijakan ini.
Sebelumnya, kebijakan car free day ini hanya diberlakukan pada Minggu antara pukul 06.00 hingga 08.00 di jalaur cepat. Sedangkan kendaraan bermotor masih boleh melintas melewati jalur lambat. Wacana yang muncul dalam pembahasan tersebut, pemberlakuan car free day akan diterapkan secara total.
Tak hanya itu, car free day ini juga diwacanakan akan diberlakukan pada Sabtu Malam Minggu. Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh membenarkan bahwa wacana tersebut tengah dibahas lintas sektor. Selain soal prasarananya, juga mengenai anggarannya. Wacana car free day menurutnya sedang dimatangkan.
"Saat ini belum siap. Tidak mentah, tapi juga belum matang. Masih dibahas belum ditentukan waktunya," ujar Syarif, Sabtu (15/9).
Menurutnya, pemkot juga belajar dari penataan Malioboro baru-baru ini yang menuai kritikan. Pihaknya menyatakan terbuka dengan masukan, namun juga tetap menyiapkan wacana car free day secara matang.
Pemberlakuan car free day pada Sabtu malam dan Minggu juga menjadi pertimbangan lantaran hal tersebut sangat berpengaruh pada sejumlah kepentingan. Sebab itu, rencana dan strateginya pun harus matang agar tidak merugikan pihak tertentu.
Pelaku usaha kuliner di kawasan Malioboro, Juanto (42) mengatakan, car free day pernah diterapkan beberapa tahun lalu. Namun berdasarkan pengalamannya, saat itu justru sepi pengunjung. "Misal pedagang, jangan sampai justru tidak laku karena sepi pengunjung. Atau para tamu hotel yang justru kesulitan mengakses jalan karena kendaraan tidak bisa masuk," ungkapnya, ditemui di kawasan Malioboro, Sabtu (15/9).
Jika nantinya secara resmi diterapkan car free day dan total pada jam yang ditentukan kendaraan bermotor tidak masuk, maka perlu penataan jalur lalu lintas sekitarnya maupun lokasi parkir.
"Belum parkirnya di mana, pengunjung yang ke hotel lewat mana, kebanyakan pintu aksesnya langsung berhadapan dengan jalan Malioboro," kata pria asli Klaten itu.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Yogyakarta, Suparlan, mendukung rencana tersebut. Pasalnya, car free day dapat mengurangi polusi udara. Namun demikian, dia juga mengingatkan agar rencana tersebut disiapkan dengan matang. Jika tidak, bukan tidak mungkin justru menyebabkan penumpukan kendaraan di jalur lalu lintas lainnya.
"Fasilitas umum perlu diperhatikan. Misal untuk parkir, pengalihan transportasi juga pasti diperlukan," ungkapnya kemarin. (ose)
Kasatlantas Polresta Yogyakarta, Kompol Bambang SW mengungkapkan, rencana tersbeut harus didukung dengan persiapan matang, termasuk strategi pengaturan lalu lintas di jalur-jalur sekitar. Selain itu, perlu penetapan waktu bebas kendaraan di kawasan yang dimaksud secara tegas.
Bambang mengaku saagat mendukung rencana tersebut, meski begitu, sejauh ini pihaknya belum mempersiapkan strategi secara detail.
Sumber: Tribunyogya