
Situasi arus lalu lintas di wilayah Jakarta Timur,
khususnya Condet sudah mendekati ambang batas kesemrawutan. Setelah
dikaji, permasalahannya pun komplek, mulai dari infrastruktur jalan yang
tidak ideal dengan volume kendaraan, metromini ngetem di semberang
tempat, hingga parkir mobil pengantar anak-anak sekolah menjadi penyebab
kemacetan.
Upaya demi upaya untuk mengatasi problematika ini pun terus digalang
oleh Satlantas Jakarta Timur. Koordinasi dengan Dinas PU Jaktim pun
terus dilakukan. Begitu juga dengan sosialisasi kepada sopir angkutan
umum. Dan terkini adalah upaya penambahan personil di lingkungan sekolah
tepatnya di SD Global Internasional.
Diutarakan Perwira Satlantas Jakarta Timur Ipda Jamilah, penambahan
personil yang didominasi Polwan ini ditujukan untuk memperkuat
pengaturan lalu lintas yang telah dilakukan oleh pihak Polsek maupun
security sekolah.
”Setiap harinya, dan sudah berlangsung selama empat hari, 3 personil
tambahan diterjunkan untuk mengatur lalu lintas dan lebih terarah kepada
para pengantar anak sekolah di SD Global Internasional,” ujar Ipda
Jamilah.
Kenapa terarah kepada para pengantar anak sekolah? Sebab, setelah
dikaji lebih dalam, ternyata salah satu permasalahan kemacetan di
Condet ini dikarenakan para pengantar anak sekolah di SD Global
membutuhkan durasi waktu yang cukup lama dalam menurunkan penumpangnya.
”Ketika mobil telah sampai di depan SD, mereka cukup lama dalam
menurunkan anak-anak sekolah itu. Dan ternyata, setelah dikaji lebih
dalam, ternyata anak-anak biasanya ketiduran pas dianter ke sekolah.
Sehingga harus dibangunkan terlebih dahulu,” terang Ipda jamilah.
”Makin membuat lama lagi, mereka juga belum mengenakan sepatu.
Sehingga harus memakai kaos kaki dulu trus sepatu dan tas, baru turun
dari mobil,” tambahnya.
Menanggapi masalah ini, Satlantas Jakarta Timur pun menginstruksikan
satu petugas Polisi untuk melakukan pendekatan dengan hati melalui
pelayanan prima kepada para pengantar anak sekolah ini.
”Dari memberi himbauan, membukakan pintu mobil, menyapa dengan
senyum, dan mengatur lalu lintas. Hal ini dilakukan agar anak-anak sudah
siap dan segera turun ketika kendaraan sudah sampai depan sekolah,”
ujar Ipda Jamilah.
”Kita jadi seperti sahabat untuk anak-anak sekolah. Dan dengan
demikian, lama-lama anak-anak itu pasti malu kalo dibukakan pintunya
oleh Polisi apalagi ketika kedapatan masih tidur dan belum siap-siap.
Ini akan merubah kebiasaan untuk lebih disiplin sehingga berdampak
pada kelancaran lalu lintas,” tambahnya.
Upaya selanjutnya adalah dengan menggelar rekayasa lalu lintas.
Mobil yang keluar dari gerbang sekolah tidak boleh belok kanan menuju
PGC. Mereka diharuskan untuk belok langsung ke kiri dan baru berputar
balik setelah 500 m.
”Rekayasa ini untuk mengurangi kepadatan dari arah gedong. Selain
itu juga mengurai kemacetan akibat antrian di Global yang mana jika
dibiarkan antrian kendaraan bisa mencapai Rindam maupun lampu merah
depan asrama Polantas,” terang Ipda Jamilah.
Di sisi lain, Kepala Sekolah Global Islamic School Eni Kusumawati,
S.T mengapresiasi langkah Satlantas Jakarta Timur ini. “Tanpa kami
minta, petugas sudah melakukan upaya dalam mengurai kemacetan, karena
di global ada 1035 Murid dan mereka dominan diantar oleh orang tua
maupun sopir” ujar Eni saat ditemui di ruang kerjanya.
”Kami pun pernah kedatangan seorang pengendara yang marah-marah ke
sekolah karena kemacetan di depan gerbang. Oleh karena itu kami sangat
terbantu. Selanjutnya kami pun akan kembali mengintensifkan sosialisasi
kepada anak-anak maupun orang tua murid untuk mempersingkat waktu ketika
turun dari kendaraannya,” paparnya.