Palembang - Para pengendara dari arah Musi II ke arah Bandara terpaksa melewati jalur kanan Jl Soekarno Hatta Lingkar Barat dekat Balai Besar Kementerian PU yang mengalami pecah-pecah dan ambles, Jumat (15/3/2013).
Retaknya jalan sepanjang 30 meter ini juga diikuti amblesnya permukaan aspal jalan sekitar satu meter ke bawah membuat pagar besi pembatas tepian jalan menjadi miring sekitar 45 derajat. Kemiringan ambles ini tepat pada rambu garis putih putus-putus.
Keretakan aspal jalan ini yang paling parah lebarnya 10 cm berada di tengah bentuknya seperti akar tanaman berurat-urat.
Beruntung di bawah tepian jalan yang ambles ini tidak ada bangunan. Hanya tebing dan semak.
Petugas sepertinya sudah mengatisipasi agar tidak mengganggu lalu lintas dengan memasang tali pembatas yang diikat di beberapa cone.
Akibatnya para pengendara dari arah Musi II hendak menuju bandara terpaksa mengambil jalur sebelah kanan.
Para pengendara yang nampak penasaran dengan kondisi amblesnya jalan ini memperlambat lajunya kendaraan sambil menoleh ke kiri memperhatikan aspal tersebut.
Ratna, pemilik warung di dekat lokasi kejadian mengaku mengetahui sudah terjadi amblesnya jalan tersebut saat ia hendak membuka warung.
"Saya baru buka warung jam 11 siang ini. Itu jalan sudah dipagari tali dan rambu. Jadi tidak tahu kapan longsornya," aku Ratna.
Sementara Samirin, tukang tanaman hias mengaku sebetulanya sudah sehari sebelumnya melihat keretakan aspal jalan dan memperkirakan petugas memagari jalan dengan rambu cone ini pada dini hari tadi.
"Setahu saya dari kemaren-kemaren sudah retak karena hujan. Kemungkinan juga ini karena jalannya baru dibangun. Hujan lebat akhir-akhir ini barangkali memperparah kondisi jalan sehingga longsor. Kalau saya tadi mulai buka di sini jam 08.00 pagi, sudah kayak inilah longsor. Bisa jadi petugas pasang rambu ini dini hari tadi," jelas Samirin.
Meski pengendara ada yang terpaksa melawan arus, namun tampak lalu lintas lancar dan tidak ada kemacetan yang berarti.
Pengendara pun dari jarak jauh sudah siap-siap mengambil jalur kanan setelah melihat rambu ditutupnya jalan yang mengalami ambles ini.
Retaknya jalan sepanjang 30 meter ini juga diikuti amblesnya permukaan aspal jalan sekitar satu meter ke bawah membuat pagar besi pembatas tepian jalan menjadi miring sekitar 45 derajat. Kemiringan ambles ini tepat pada rambu garis putih putus-putus.
Keretakan aspal jalan ini yang paling parah lebarnya 10 cm berada di tengah bentuknya seperti akar tanaman berurat-urat.
Beruntung di bawah tepian jalan yang ambles ini tidak ada bangunan. Hanya tebing dan semak.
Petugas sepertinya sudah mengatisipasi agar tidak mengganggu lalu lintas dengan memasang tali pembatas yang diikat di beberapa cone.
Akibatnya para pengendara dari arah Musi II hendak menuju bandara terpaksa mengambil jalur sebelah kanan.
Para pengendara yang nampak penasaran dengan kondisi amblesnya jalan ini memperlambat lajunya kendaraan sambil menoleh ke kiri memperhatikan aspal tersebut.
Ratna, pemilik warung di dekat lokasi kejadian mengaku mengetahui sudah terjadi amblesnya jalan tersebut saat ia hendak membuka warung.
"Saya baru buka warung jam 11 siang ini. Itu jalan sudah dipagari tali dan rambu. Jadi tidak tahu kapan longsornya," aku Ratna.
Sementara Samirin, tukang tanaman hias mengaku sebetulanya sudah sehari sebelumnya melihat keretakan aspal jalan dan memperkirakan petugas memagari jalan dengan rambu cone ini pada dini hari tadi.
"Setahu saya dari kemaren-kemaren sudah retak karena hujan. Kemungkinan juga ini karena jalannya baru dibangun. Hujan lebat akhir-akhir ini barangkali memperparah kondisi jalan sehingga longsor. Kalau saya tadi mulai buka di sini jam 08.00 pagi, sudah kayak inilah longsor. Bisa jadi petugas pasang rambu ini dini hari tadi," jelas Samirin.
Meski pengendara ada yang terpaksa melawan arus, namun tampak lalu lintas lancar dan tidak ada kemacetan yang berarti.
Pengendara pun dari jarak jauh sudah siap-siap mengambil jalur kanan setelah melihat rambu ditutupnya jalan yang mengalami ambles ini.