Kemacetan Menimbulkan Kerugian Rp28 Triliun Setahun

12:50
Jakarta-Keberadaan angkutan umum yang seringkali ngetem sembarangan kian menambah macet lalulintas di Ibukota Jakarta. Arogansi itu terjadi lantaran banyak sopir dirongrong uang setoran oleh pemilik kendaraan sehingga mengabaikan aturan berlalu lintas.

Awak angkutan kota atau angkot yang sangat tidak disiplin ini pun diimbau untuk selalu menaati peraturan lalulintas. Sebab, kemacetan yang menjadi pencetus stres, juga menimbulkan kerugian setahun Rp28 triliun.

Hal tersebut dinyatakan Dewan Transportasi Kota Jakarta, bahwa pemborosan uang rakyat itu akibat pemakaian bahan bakar belebihan serta kerusakan onderidil kendaraan. Ditambah data hasil survei CIRUS Surveyor Group memperkuat argumen tentang pemborosan. Pengaruh angkot sembarang ngetem terhadap kemacetan mencapai 56,38 persen. Makna sederhananya bila semua angkot disiplin, maka separuh kemacetan di kota kita lenyap. Pemborosan pun susut sekitar Rp14 triliun.

Hasil survei itu walau 100 persen belum teruji secara empiris, tapi layak menjadi bahan pertimbangan utamanya bagi aparat berwenang untuk tidak menganggap enteng. Pasalnya, sehari-hari kita merasakan dampak kemacetan angkot seenaknya ngetem.

Mobil dan motor di jalan raya saat jam sibuk beriring-iringan. Arusnya terhenti ketika ada angkot sembarangan berhenti. Sopirnya tengok kanan-kiri  menunggu calon penumpang sambil menghitung uang dan tak merasa bersalah.

Bila satu angkot saja ngetem minimal 3 menit, maka selama itu pula arus kendaraan di belakangnya terhalang. Lebih parah jika ada 10 lokasi ngetem, maka laju semua kendaraan pada lintasan yang sama telat 30 menit.

Di kota kita berkendara mobil atau motor untuk menempuh jarak 15 Km butuh waktu sekitar 1 jam atau sama dengan kecepatan sepada santai. Melihat kondisi tersebut diperlukan kerjasam sejumlah pihak terkait untuk mengatur dan memperbaiki sikap arogansi para sopir angkot demi mencegah kerugian yang lebih besar.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »