Ancaman Pertahanan Kian Kompleks, Komjen Budi Gunawan Siap Optimalisasi Peran BIN

15:36
 NTMC – Terkait setelah Calon Kepala Badan Intelijen Negara Komjen Budi Gunawan menjalani Fit dan Proper Test pada Rabu (7/9/2016) dinyatakan layak untuk berperan memegang amanah sebagai Kepala BIN oleh Dewan Komisi I DPR RI, Komjen Budi Gunawan siap dan berjanji akan mengoptimalisasikan peran BIN semakin profesional, objektif, dan berintegritas dalam menangkal ancaman-ancaman yang dapat mengganggu keamanan nasional.

“Jika saya diberi kepercayaan sebagai Kepala BIN, maka saya akan melakukan program serta langkah-langkah optimalisasi menuju BIN yang semakin profesional, objektif, dan berintegritas (PROBIN)‎. Program itu untuk meningkatkan peran dan kemampuan BIN mulai dari personel, teknologi, hingga manajerial di BIN agar mampu menghadapi ancaman nasional serta mendukung kebijakan pemerintah.” terang Komjen Budi Gunawan.

Jenderal bintang tiga itu menjelaskan, optimalisasi akan dilakukan berdasarkan pemahaman bahwa selama ini peran intelijen yang dilakukan BIN hingga kepada ruang yang perlu dioptimalkan dan ditingkatkan dalam pelaksanaan dan peran sebagai koordinasi fungsi intelijen,” tukasnya.

Langkah-langkah optimalisasi itu akan dilakukan untuk mendukung peran dan kemampuan BIN sehingga dapat bertugas secara profesional, objektif, dan berintegritas (Probin) seperti yang digaungkan Budi Gunawan.

Tak hanya memaparkan visi misi menjadi Kepala BIN, Komjen Budi Gunawan pun memaparkan sedikit banyaknya berbagai ancaman terhadap keamanan nasional yang dianggap makin kompleks. Ancaman itu mulai dari cyber war hingga radikalisme. Ancaman strategis terhadap keamanan nasional yang muncul dari eksternal hingga ancaman tradisonal yang bersifat asimentris dan tidak berpola.

Ancaman-ancaman itu dirinci lagi oleh Budi. Ancaman geostrategi mencakup ketegangan di berbagai wilayah, terutama antara Amerika Serikat dan sekutunya, Rusia dan sekutunya, ketegangan di Laut China Selatan, Semenanjung Korea, hingga gejolak di Turki. Serta persaingan global dalam bidang politik, pertahanan, dan keamanan juga terjadi dalam bentuk ancaman perang proxy atau proxy war. Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi membuat meningkatnya penggunaan internet dan smartphone sehingga menimbulkan banyaknya ancaman dari dunia maya atau cyber war,” papar Budi.

Hal-hal yang juga perlu diwaspadai menurut Budi adalah perkembangan aliran ekstrim karena radikalisme seperti ISIS dan jaringan teroris Santoso. Juga munculnya paham anti Pancasila.

“Sementara,  dapat mengancam keamanan WNI. Seperti WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina,” ungkap Wakapolri ini.

Ancaman lain yang perlu diantisipasi seperti kelompok kriminal bersenjata baik luar maupun dalam negeri, sengketa di area perbatasan, pelaksanaan Pilkada dan Pemilu serentak, potensi konflik sosial, kejahatan terorganisir, hingga kondisi ekonomi yang masih rentan.

Budi berjanji mewujudkan BIN yang profesional, objektif, dan berintegritas agar bisa menjadi pelaksana intelijen negara yang andal,” tegasnya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »