Polri Berhasil Gagalkan Penyelundupan 160 Ton Bahan Peledak Ilegal

15:27
 NTMC – Dalam setahun, Kepolisian beserta Direktorat Jenderal Bea Cukai dan Kementerian Kelautan serta Perikanan berhasil menggagalkan penyelundupan ilegal sebanyak 160 ton lebih bahan berbahaya berupa amonium nitrat dan 11 kontainer hasil laut ilegal.

Diketahui, pengungkapan atas temuan amonium nitrat tersebut dari tiga kapal, yakni KM Harapan Kita, KM Ridho Ilahi, dan KM Hikmah Jaya. Dalam kapal tersebut, masing-masing memuat 51.250 kilogram, 57.725 kg dan 57.500 kg.

Keberhasilan aparat dalam pengungkapan ini, berdasarkan dari hasil kerja keras aparat kepolisian serta instansi terkait dalam mengembangkan kasus-kasus penyelundupan ilegal sebelumnya.

Kepolisian berhasil mengamankan sebanyak 160 ton lebih bahan berbahaya berupa amonium nitrat dan 11 kontainer hasil laut ilegal disita. Tak hanya itu, petugas pun menangkap dua jaringan terdiri dari empat pelaku yang melakukan penyelundupan tersebut.

Dari empat pelaku, dua sudah diamankan di Polda Metro Jaya Jakarta dan dua lagi yang diduga berperan sebagai suplier diamankan di Lombok. Polisi masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Dari penyelidikan sementara, jaringan penyelundup tersebut mendapatkan bahan peledak dari pasar ilegal, dan masuk melalui perairan timur Indonesia. Tepatnya di Sulteng, Sulsel, Flores, Sumbawa, bahkan sampai Raja Ampat, Papua.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam jumpa pers di Pelabuhan Kalibaru menerangkan ikut memantau kasus penyelundupan bahan peledak berupa ammonium nitrat seberat 160 ton. Bahan peledak itu digunakan untuk menangkap hasil laut di Perairan Indonesia.

“Untuk kasus ammonium ini jadi pastinya jadi perhatian kami, karena ini bahan peledak. Kalau dicampur dengan belerang dan arang bisa jadi black powder/bahan peledak. Ini bisa jadi bom ikan, dan menghancurkan terumbu karang,” kata Tito di Terminal Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 13 September 2016.

Tito mengakui bahwa tahun ini sudah ada tiga kapal berisi ammonium dari Malaysia yang ditangkap di sekitar pantai timur Sumatera. Ia melanjutkan bahwa para jaringan tersebut mendapatkan bahan peledak dari pasar ilegal dan masuk melalui perairan pantai timur Sulawesi Selatan.

Bahan peledak itu diedarkan dan ini yang menjadi bahan peledak buat para teroris di Indonesia,” seru Tito.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »